Mengutip laman Cleveland Clinic, psikolog Susan Albers memberikan tips untuk mengatasi sindrom impostor.
Albers berkata, saat perasaan tidak mampu atau tidak layak ini datang, cukup terima dan amati. Sadari bahwa ketika perasaan ini datang, bukan berarti ini benar.
"Jika pikiran Anda berkata 'Saya tidak tahu apa yang saya bicarakan', ingatkan diri Anda bahwa Anda tahu lebih banyak daripada yang Anda kira," jelas Albers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Anda merasa selalu kurang, akan sangat membantu jika Anda punya pengingat. Jika bos Anda mengirim email atau pesan berisi pengakuan akan pekerjaan Anda, simpan saja semua dalam folder khusus.
Cara ini juga berlaku saat teman, orang tua, saudara juga memuji Anda dalam hal apa pun. Catat dan gunakan ini sebagai pengingat.
Fokus pada pencapaian diri, bukan terus membandingkannya dengan orang lain.
Media sosial memberikan pengaruh cukup besar. Ingat, apa pun yang influencer unggah di media sosial sudah melalui kurasi sehingga tidak perlu merasa terjebak dengan rasa kurang.
Sindrom impostor kerap dialami orang yang sukses, cerdas, dan berprestasi. Jika Anda menyadari hal ini, sebenarnya ini sudah cukup menunjukkan tentang diri Anda.
Albers berkata, seorang yang benar-benar penipu tidak pernah punya perasaan ini. Sebaiknya ini dijadikan motivasi untuk maju.
Obrolan yang baik akan membuat Anda makin mengenal diri dan membantu Anda keluar dari perasaan tidak cukup, tidak layak, merasa diri penipu.
Jika obrolan dengan teman atau sahabat terasa tidak cukup, maka kunjungi terapis untuk membantu Anda mengenali dan mengatasi perasaan ini.
(els/asr)