TAJIL

Cara Islam Memandang LGBT

CNN Indonesia
Senin, 03 Mei 2021 04:00 WIB
Ilustrasi simbol LGBT. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selama bulan Ramadan 2021, CNNIndonesia.com menghadirkan tanya jawab seputar Islam (Tajil). Kali ini, tanya jawab seputar Islam membahas tentang pandangan Islam terkait LGBT.

Tanya

Bagaimana pandangan Islam terhadap LGBT?

Jawab

Narasumber: Menteri Agama Indonesia 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin

Assalamualaikum Wr. Wb.

LGBT adalah kepanjangan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender. Lesbian, gay, dan biseksual adalah sesuatu yang terkait dengan orientasi seksual.

Lesbian adalah perempuan yang memiliki orientasi seksual ke sesama jenisnya. Gay adalah laki-laki atau pria yang orientasi seksualnya menyukai sesama pria.

Sementara biseksual, baik laki-laki atau perempuan yang orientasi seksualnya ke perempuan dan juga laki-laki.

Dan transgender adalah seseorang yang merasa gendernya berbeda dengan jenis kelamin biologisnya. Jadi jenis kelamin biologisnya laki-laki, tapi dia merasa dirinya perempuan, pun sebaliknya.

Maka, persoalan LGBT pada hakikatnya adalah persoalan yang sangat pelik dan kompleks karena faktor penyebabnya juga beragam. Itu bisa dari luar, pengaruh pergaulan, lingkungan sosial.

Namun, itu juga bisa dari pengaruh dari dalam, faktor genetik bahkan bawaan sejak lahir. Jadi ini persoalan yang kompleks dan pelik.

Terlepas dari itu, Islam tegas mengharamkan hubungan seksual sejenis yang tidak sah. Laki-laki dengan laki-laki, atau perempuan dengan perempuan, hubungan sejenis seperti itu diharamkan dalam Islam.

Hal ini menjadi kesepakatan semua ulama, tidak ada perselisihan terkait hal ini.

Maka, menghadapi isu LGBT kita perlu mencermati bahwa sebagaimana keharaman perbuatan yang lain seperti maksiat, minum-minuman keras, berjudi, dan sebagainya.

Dulu, ada pandangan mereka yang melakukan maksiat seperti itu dihukum dengan hukuman fisik. Misalnya, pencuri dipotong tangannya atau dicambuk atau dirajam, hal-hal yang sifatnya fisik.

Lalu ada perubahan cara pandang ulama dalam melihat persoalan seperti ini.

Islam adalah agama kemanusiaan, agama yang memanusiakan manusia, maka cara menyikapi orang-orang yang berbuat maksiat itu adalah dengan membedakan antara perbuatan dan orangnya.

Jadi dalam Islam, yang harus dihindari, yang harus dijauhi itu perbuatan maksiatnya. Sementara pelakunya, mereka adalah manusia yang harus diberikan kasih sayang dan dijaga harkat dan martabatnya.

Justru mereka harus dirangkul karena mungkin karena kekhilafan atau satu dua hal jadi melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan agama.

Jadi, menyikapi hal ini, perbuatan yang harus dihindari tapi manusianya harus tetap dijaga martabat dan derajatnya.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

(agn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK