Mengukur denyut jantung dengan cara manual bukan perkara mudah. Anda bisa memanfaatkan gawai seperti smartwatch untuk mendapatkan gambaran denyut nadi dan saturasi oksigen.
Lakukan pengukuran sebelum berangkat bersepeda. Jika ditemukan ada masalah, maka sebaiknya tunda rencana bersepeda Anda.
Meski berbagai kondisi ditemukan normal, bukan berarti Anda tak perlu lagi untuk waspada. Waspada tetap diharuskan selama bersepeda. Kondisi tertentu menyarankan Anda untuk berhenti sementara dari aktivitas olahraga yang sedang dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepedaan terus ada rasa enggak nyaman, kok, sakit kepala, kleyengan [sensasi seperti tanah bergoyang], vertigo, kok, dada tertekan, tangan kebas, itu jadi catatan harus berhenti," ucap Michael.
Baca juga:10 Tips Bersepeda Jarak Jauh yang Aman |
Berikan tubuh waktu untuk beristirahat, minum air atau teh manis. Jika kondisi tak membaik, maka putuskan untuk mengakhiri sesi bersepeda lalu cari bantuan medis demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Michael mengakui bahwa orang kerap melawan rasa tidak nyaman saat berolahraga. Meski kepala terasa pusing, tapi beberapa orang masih lanjut bersepeda karena garis finish sudah dekat. Dan masih banyak lagi tanda-tanda yang diabaikan.
Jika demikian, Michael menyarankan Anda untuk kembali mengingat tujual awal berolahraga, yakni mencari sehat. Jika bersepeda dilakukan dengan tujuan kesehatan, maka seseorang harus lebih menyadari kondisi tubuhnya.
Lebih cermat dalam memilih kategori bersepeda, khususnya dalam acara-acara tertentu. Kategori bisa dibagi berdasarkan usia, lama bersepeda, atau berdasarkan riwayat kesehatan tertentu. Kelompok-kelompok seperti itu akan memperoleh perlakukan agak berbeda, termasuk soal rute dan kecepatan.
"Ini adalah kelompok khusus yang perlu diperiksa [sebelum bersepeda], didampingi, saya usulkan kalau memungkinkan ada dokter spesialis kesehatan olahraga," pungkas Michael.
(els/asr)