Studi: Pasien Covid-19 Anak-anak Berisiko Tinggi Kematian
Studi yang dilakukan tim RSCM Jakarta mengungkapkan pasien anak-anak yang terinfeksi covid-19, memiliki risiko kematian yang tinggi dibanding pasien dengan penyakit penyerta (komorbid).
Peneliti Utama RSCM Rismala Dewi mengatakan sebagian besar pasien anak-anak yang meninggal memiliki komorbid. Umumnya, memiliki lebih dari satu komorbid.
"Kebanyakan adalah pasien dengan gagal ginjal dan pasien dengan keganasan," ujarnya dalam keterangan tertulis, seperti dilansir Antara, Minggu (6/6).
Penelitian tersebut dilakukan pada periode Maret-Oktober 2020 dengan jumlah pasien anak yang diteliti sebanyak 490 anak dalam perawatan covid-19.
Hasil penelitian ini juga telah diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases dengan judul 'Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia'.
Namun demikian, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Cissy Kartasasmita menyebut risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat covid-19 sangat rendah. "Ini berdasarkan referensi jurnal medis terpercaya yang ada," imbuh dokter spesialis anak itu.
Kalaupun tertular, katanya, pasien anak cenderung tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan.
Pun begitu, Cissy menuturkan tidak menutup kemungkinan kalau pasien anak ada juga yang bergejala berat, masuk ruang perawatan intensif, hingga meninggal dunia akibat covid-19.
"Biasanya karena memiliki penyakit lain sebelumnya, seperti komorbid atau kurang gizi. Angka kematian di negara lain sebenarnya cukup rendah, meski dalam hasil studi di Indonesia kita tinggi," katanya.
Pernyataan Cissy mengacu pada jurnal medis berjudul Children and Adolescents With SARS-CoV-2 Infection, yang menunjukkan bahwa saat terinfeksi covid-19, anak-anak tidak menunjukkan gejala (asymptomatic) atau bergejala ringan.
Jurnal tersebut menunjukkan dari 203 pasien anak yang tertular covid-19, di antaranya 54,7 persen tidak memperlihatkan gejala. Hanya 26,1 persen saja yang perlu perawatan akibat covid-19, dan yang paling banyak dirawat adalah bayi berusia kurang dari satu tahun, yaitu sebanyak 19,5 persen dari total kasus.
Cissy menambahkan orang dewasa berperan penting dalam penularan virus kepada anak-anak, sementara anak-anak menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat. Kecenderungan level penularan yang tinggi juga tergantung dari usia mereka.
"Jurnal medis lain dari RSUD Mataram, NTB dengan judul Characteristics and Outcomes of Children with COVID-19 in West Nusa Tenggara Province menyebutkan fatalitas kasus covid-19 pada anak karena terlambatnya datang ke pelayanan kesehatan, penyakit lain, dan akses ke pelayanan kesehatan yang sulit," terang dia.
Meski data-data menunjukkan kasus covid-19 pada anak biasanya tidak bergejala, namun orang tua perlu terus menjaga anak-anak mereka agar tidak tertular COVID-19.
Khawatirnya apabila anak-anak dengan penyakit penyerta, seperti jantung, ginjal, TBC, asma, memperburuk kondisinya apabila tertular covid-19.
Cissy juga menekankan pentingnya mempertahankan daya tahan tubuh anak-anak dengan mencukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, olahraga secara teratur dan cek serta lengkapi imunisasinya.
(bir)