Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat menyebut pembersih udara dengan high efficiency particulate air (HEPA) dapat mengurangi tingkat penularan Covid-19 di dalam ruangan hingga 65 persen.
Hal itu tertuang dalam publikasi laporan CDC berjudul 'Efficacy of Portable Air Cleaners and Masking for Reducing Indoor Exposure to Simulated Exhaled Sars-Cov-2 Aerosol'. Laporan tersebut dipublikasikan pada Jumat (2/7).
Dalam laporan itu HEPA dianggap bisa meminimalisasi dampak tetesan (droplets) dan aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan penularan aerosol juga dikenal sebagai penularan melalui udara, sebagai tetesan yang sangat kecil yang dapat bertahan di udara untuk jangka waktu yang lebih lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengurangi paparan keseluruhan terhadap simulasi partikel aerosol yang dihembuskan hingga 65 persen," dikutip dalam laporan tersebut.
Tim investigasi CDC membuat penelitian ini dengan menggunakan simulator pernapasan untuk meniru seseorang yang terpapar Covid-19 dan orang yang tidak terinfeksi di sebuah ruang.
Seorang peserta yang terinfeksi Covid-19 menghembuskan aerosol ditempatkan di sebuah ruangan dengan dua peserta dan seorang pembicara yang tidak terinfeksi virus Covid-19.
Dalam ruangan itu, disimpan dua pembersih udara HEPA dekat dengan sumber aerosol. Hasilnya, tingkat pennularan Covid-19 dapat berkurang hingga 65 persen.
Selain itu, laporan itu juga menyebut pemakaian pembersih udara HEPA dan masker dapat mengurangi laju paparan sampai 90 persen.
"Kombinasi dari dua pembersih udara HEPA dan masker universal mengurangi paparan keseluruhan hingga 90 persen," tulisnya.