Turis China Cemas ke Jepang karena Wabah Flu dan Kematian Barbie Hsu

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Feb 2025 08:00 WIB
Pertanyaan tentang risiko perjalanan, asuransi kesehatan, dan pengobatan yang direkomendasikan dari turis China yang hendak ke Jepang telah meningkat. Ilustrasi turis di Jepang. (Behrouz MEHRI / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah agen perjalanan China melaporkan lonjakan pertanyaan dari para turis di negaranya tentang risiko perjalanan ke Jepang setelah kematian aktris Taiwan Barbie Hsu akibat pneumonia terkait influenza.

Seorang karyawan di Agen Perjalanan Guangda yang berpusat di Beijing, China, mengatakan meskipun jumlah pelancong yang merencanakan perjalanan ke Jepang tidak berubah secara signifikan sejak meninggalnya Hsu, pertanyaan tentang risiko perjalanan, asuransi kesehatan, dan pengobatan yang direkomendasikan telah meningkat.

Laporan Global Times menyebut banyak pelancong juga membandingkan tingkat keparahan wabah flu di Jepang dengan gelombang flu sebelumnya di China.

"Meninggalnya Barbie Hsu" dengan cepat menjadi salah satu pencarian yang paling banyak dicari di Weibo, media sosial ternama di China. Di sisi lain, "Flu Jepang" juga mendapat perhatian.

Karena Jepang tetap menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan China, wabah flu yang sedang berlangsung di Negeri Sakura telah memicu diskusi hangat secara daring.

Para netizen China berbagi pengalaman mereka tertular flu saat mengunjungi Jepang, menurut laporan 8 Days, seperti dikutip VN Express.

China merupakan sumber wisatawan terbesar kedua ke Jepang tahun lalu, dengan 6,98 juta pengunjung, hampir tiga kali lipat jumlah pada tahun 2023, hanya di belakang Korea Selatan dengan 8,82 juta, menurut Kyodo News.

Hsu, 49, yang dikenal luas sebagai Big S dan seorang aktris yang dicintai di seluruh Asia Timur dan Tenggara, meninggal pada tanggal 2 Februari 2025 selama perjalanan keluarga ke Jepang untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Kematiannya mendorong para ahli kesehatan di Thailand dan Hong Kong untuk menasihati warga negara mereka untuk mempertimbangkan kembali rencana perjalanan ke Jepang.

Menurut Associated Press, Jepang mengalami wabah flu terbesar dalam 25 tahun. Jepang juga catat kasus flu tertinggi sejak 1999.

Data dari Institut Penyakit Menular Nasional menunjukkan sekitar 9,52 juta kasus flu tercatat antara 2 September 2024 dan 26 Januari 2025.

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK