Siapa bilang menyusui cuma bawa manfaat buat bayi? Kartini Rustandi, Plt Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, mengatakan menyusui membawa manfaat baik untuk bayi, ibu, keluarga bahkan negara.
Dalam temu media dalam rangka Pekan Menyusui Sedunia (World Breastfeeding Week), dia memaparkan bahwa menilik data Riskesdas (2018), rata-rata lama pemberian ASI eksklusif hanya 3 bulan. Selama ini pemberian ASI eksklusif sebaiknya diberikan hingga bayi berusia 6 bulan.
"[Padahal] proses menyusui itu mempunyai manfaat," ujar Kartini dalam temu media bersama Kemenkes, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ASI merupakan sumber makanan ideal buat bayi apalagi sistem pencernaan bayi baru mulai berkembang. ASI mudah diserap tanpa menimbulkan masalah pencernaan, meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena berisi zat-zat penting, dan aktivitas menyusui mampu meningkatkan jalinan atau ikatan antara ibu dan bayi.
Aktivitas menyusui memberikan kesempatan ibu untuk dekat dengan bayi, mempercepat proses pemulihan rahim, mengurangi perdarahan, mencegah risiko kanker payudara dan membantu menurunkan berat badan ibu.
Keluarga pun memperoleh manfaat dari aktivitas menyusui. Baik ibu maupun ayah tidak perlu repot membuatkan susu buat si kecil, juga meminimalisir pengeluaran untuk susu kaleng yang harganya tidak murah.
Bagaimana bisa menyusui bisa bawa kontribusi buat negara? Anda maupun buah hati mungkin memang tidak mempersembahkan emas Olimpiade Tokyo 2020, tetapi cukup dengan menuntaskan 6 bulan ASI eksklusif bahkan lebih dari 6 bulan, ini turut mencegah angka kasus stunting.
Seribu hari pertama kehidupan benar-benar menentukan masa depan bayi. Tak hanya stunting, Kartini berkata menyusui akan berdampak pada pengurangan angka kematian ibu dan bayi, juga memastikan kualitas sebagai generasi penerus.
(els/chs)