Pandemi Covid-19 telah berdampak hampir ke seluruh aspek, termasuk kehidupan sosial anak-anak. Kegiatan anak untuk berinteraksi dan bermain di luar rumah dengan tentu banyak perlu ditahan lebih dulu untuk sekarang ini.
Sebab aktivitas di luar rumah masih dibatasi demi mencegah penularan virus corona Covid-19.
Pada masa ini, peran orang tua sangat diperlukan untuk menjaga anak tetap sehat tapi tak kehilangan batas untuk mengeksplorasi diri dengan berbagai permainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktisi psikolog anak dan remaja, Alzena Masykouri mengatakan hal paling penting yang mesti diperhatikan para orang tua dalam pola pengasuhan anak di masa pandemi Covid-19 adalah perhatian akan tumbuh kembang sang anak dan kesehatannya secara menyeluruh.
Memang, tumbuh kembang anak yang dibarengi dengan interaksi sosial bersama teman-teman sebayanya sangat diperlukan, tetapi tidak lantas harus abai dengan kesehatannya.
Dia pun menggolongkan, bagi anak di atas usia delapan tahun mungkin bisa diberi kelonggaran untuk beraktivitas dan bermain di luar rumah.
"Namun jika anak yang usianya lebih muda atau dikhawatirkan tidak paham dan tidak patuh prokes, sebaiknya dibatasi dulu aktivitas bermain bersama teman-temannya," kata Azalena saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (13/8).
Dia menegaskan bahwa faktor usia memengaruhi pemberian izin pada anak untuk bermain di luar rumah di masa pandemi ini.
"Pertimbangan orang dewasa atas keamanan dan kesehatan anak menjadi sangat penting sebelum memutuskan boleh bermain di luar rumah bersama teman-temannya atau tidak," katanya.
Azalena pun menyarankan bahwa tetap lebih baik jika anak-anak tetap bermain di rumah meski memang ada faktor kebosanan yang bisa muncul di diri si anak.
"Bosan itu baik juga bagi anak, asal orang dewasanya sabar dan tidak lantas 'menyuap' anak dengan menonton atau bermain gadget tanpa batas," kata dia.
Membiarkan anak mengeksplorasi keinginannya di dalam rumah rasanya bukan hal buruk. Toh, kata Azalena, orang tua tak memiliki kewajiban untuk tetap mengawasi anak agar tak merasa bosan.
"Beri kesempatan pada anak untuk mencari kesibukan dan aktivitasnya sendiri. Memberikan pilihan, menyediakan berbagai benda seperti kotak bekas, kaleng bekas, cat, kertas warna-warni bisa memancing inisiatif dan kreativitas anak," kata dia.
Sementara itu, psikolog dari Hibo.id, Arlita menyebut pemahaman dan edukasi terkait protokol kesehatan sangat penting diberikan para orang tua kepada anak sebelum memberi izin untuk bermain di luar rumah.
Pemahaman terkait protokol kesehatan ini tentu tak hanya sebatas perlunya menggunakan masker dan menjaga jarak tetapi bagaimana pandemi ini mengharuskan anak-anak menjaga dirinya agar tak terpapar virus tersebut.
"Sehingga anak bukan saja akan menurut saat kita meminta mereka menggunakan masker tapi juga memahami kenapa maskernya tidak boleh dilepas selama di luar rumah," kata Arlita.
Lebih lanjut, Arlita mengatakan bahwa anak memang harus memahami dengan baik terkait batasan-batasan yang diberikan saat hendak ke luar rumah.
Tak hanya itu, para orang tua juga harus mencari tahu sejauh mana protokol kesehatan yang sama juga dilakukan dengan lawan interaksi anak.
"Misal, kalau anak ingin bermain ke rumah temannya, apakah teman dan keluarganya juga melakukan protokol kesehatan atau kalau ke taman di lingkungan rumah, se-ramai apa lingkungannya," ujarnya.
Meski demikian, Arlita menyebut tujuan apa yang ingin dicapai para orang tua ketika hendak memberi izin anak-anaknya bermain di luar rumah juga harus diperhatikan. Di saat kasus Covid-19 tinggi, mungkin akan lebih baik tetap membatasi kegiatan anak di luar rumah.
"Jika tidak benar-benar diperlukan atau bisa disiasati dengan hal lain, ada baiknya dipikirkan kembali," ujar Arlita.
(tst/agn)