William mengaku sangat kebingungan dan panik luar biasa. Rasa takut pun mulai menjalari pikirannya.
"Bagaimana saya bisa lupa, kenapa saya lupa jalanan yang dulu tiap hari saya lalui. Bagaimana kalau saya tersesat, bagaimana dengan keluarga saya," pikiran-pikiran ini memenuhi benak William.
Saat merogoh saku celana, dia menemukan telepon genggam yang dibanya dari rumah. William pun langsung menghubungi keluarga untuk menjemputnya di sekitar pertokoan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() HARI ALZHEIMER SEDUNIA Studi: Polusi Suara Tingkatkan Risiko Demensia Alzheimer |
"Saya telpon, jemput nih. Bapak lupa jalan pulang," kata dia menirukan ucapan saat meminta anaknya untuk menjemput.
Setelah kejadian itu, William sadar dirinya tak sedang baik-baik saja. Dia memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta dan melakukan medical chek-up sekaligus berkonsultasi dengan dokter.
"Saya menjalani serangkaian proses dan pemeriksaan. Saya di MRI dulu, dari situ saya dicurigai ada pengecilan di otak. Saya harus konsultasi dengan dokter spesialis," kata dia.
Ada sejumlah tes yang mesti dilalui William untuk mendapatkan diagnosis penyakitnya. Dia bahkan juga harus menjalani pemeriksaan mirip psikotes.
"Jadi setelah itu dianalisis, dari sana saya tahu ada apa dengan diri saya. Saya juga sempat bertanya kenapa, kata dokter penyebabnya macam-macam, salah stunya stres akibat pekerjaan," kata dia.
Lihat Juga :![]() HARI ALZHEIMER SEDUNIA Beda Demensia, Alzheimer, dan Pikun |
William didiagnosis menderita Alzheimer yakni penyakit otak yang progresif dan menyebabkan penurunan ingatan dan fungsi mental.
Sejak mendapatkan diagnosis tersebut, William menjalani pengobatan dengan rutin. Penyakit ini tak bisa disembuhkan, tapi bisa dihambat dengan pengobatan. Semakin cepat deteksi dini Alzheimer, semakin baik pula peningkatan kualitas hidup pasien tersebut.
William menyebut saat ini Alzheimer yang dia derita belum masuk kategori parah. William pun masih bisa bekerja tanpa mengalami hambatan apapun. Menurut William, deteksi dini penting dilakukan dengan tidak menyepelekan kelupaan atau pikun.
"Penting sekali deteksi dini, kontrol ke dokter lebih cepat akan menghasilkan hal yang lebih bagus," kata dia.
(tst/ptj)