Keputusan Yos Christian Addyputra mendirikan usaha batik premium mengubah perjalanan hidupnya. Garuda Kencana Batik, usaha yang dirintisnya, kini dikenal di kalangan anak muda hingga pejabat setingkat negara.
Sebut saja keluarga Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, hingga Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah.
Namun siapa sangka, sebelum berjaya di industri perbatikan Christian pernah menjajal sejumlah bidang untuk menjadi wirausaha. Seperti berjualan aksesoris komputer, gadget, skincare pria, hingga fesyen di brand ternama Louis Vuitton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :Hari Batik Sedunia Tips Menyimpan dan Merawat Batik |
Baginya pengalaman tersebut sangat berharga dan menjadi modal besar untuk memulai bisnis di bidang batik tulis.
Kisah suksesnya diawali ketika ia harus mencari batik kemeja yang sesuai dengan selera anak muda. Namun saat itu, ia mengakui sulitnya menemukan batik yang cocok dengan milenial.
"Waktu bekerja paruh waktu, saya mencari batik di mal dan sulit menemukan batik yang saya suka sebagai anak muda. Ketika menemukan yang pas dan saya pakai, banyak yang bilang bahwa batik saya bagus. Dari sana saya menemukan peluang, bahwa anak muda kesulitan mencari batik yang modern," kata Yos, dari keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (2/10).
Melihat peluang tersebut, ia memberanikan diri untuk meminjam modal kepada orang tua sebesar Rp20 juta untuk memulai bisnisnya ketika masih duduk di bangku perkuliahan.
Lihat Juga :![]() HARI BATIK NASIONAL Mengenal Tengkuluk, Penutup Kepala dari Kain Batik |
Tak tanggung-tanggung, ia mencari kualitas batik terbaik hingga ke Cirebon dan Pekalongan. Yos melihat kedua batik tersebut memiliki warna yang kuat sesuai dengan semangat anak muda.
Yos kemudian memulai usahanya dengan merantau di Jakarta 2011 silam. Ia mulai mencari mitra pengrajin batik, membangun citra produk, hingga menjajakannya ke kalangan atas.
Ia memiliki keberanian untuk menawarkan produk kepada kalangan atas sebab ia yakin batiknya dapat diterima di berbagai kalangan dari anak muda, pengusaha, hingga pejabat.
Keyakinannya pun berbuah manis, Yos berhasil menjual 300 lembar kain batik dalam waktu satu bulan.
Lihat Juga :HARI BATIK NASIONAL Alasan Hari Batik Nasional Diperingati Setiap 2 Oktober |
Namun kejayaannya harus terpukul oleh pandemi covid-19 yang sudah berlangsung sejak awal tahun lalu. Ia mengatakan industri batik turut mengalami dampak yang sangat signifikan.
"Batik adalah pakaian yang identik dengan acara pesta, meeting, dan acara penting lainnya. Otomatis kena dampak," ujarnya.
Uniknya batik besutan Yos masih dapat bertahan karena produknya diminati oleh banyak kolektor. Sehingga walau kegiatan formal terhenti, kolektor masih tetap membeli dan menyimpan batik yang otentik dan memiliki nilai seni yang tinggi.
Yos mengakui pihaknya tidak pernah mengurangi produksi batik dari pengrajin Pekalongan dan Cirebon. Ia merasa memiliki tanggung jawab moral kepada pengrajin yang sudah membesarkan brand kawakannya.
Garuda Kencana Batik sendiri mulai dirintis pada Mei 2016 dengan menghadirkan pakaian batik tulis premium. Brand ini mengutamakan pelayanan dan pengantaran paket secara personal.
Kini, Garuda Kencana Batik dibanderol dengan harga Rp1,5 juta sampai Rp20 juta. Outletnya dapat ditemui di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Setelah ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009, Batik menjadi semakin dikenal sebagai warisan budaya Indonesia.
Sehingga, pemerintah menetapkan 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009.
(fry/sfr)