Ahli soal Seks 10 Kali Sehari yang Dituduh ke Ayah Taqy Malik

CNN Indonesia
Rabu, 06 Okt 2021 18:45 WIB
Pakar memberi tanggapan soal perilaku ayah Taqy Malik yang dituding kerap meminta hubungan seks hingga sepuluh kali dalam sehari.
Pakar memberi tanggapan soal perilaku ayah Taqy Malik yang dituding kerap meminta hubungan seks hingga sepuluh kali dalam sehari. (detikfoto/Noel)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ayah selebritas media sosial Taqy Malik, Mansyardin Malik, baru-baru ini merespons tudingan mantan istri sirinya, Marlina Octoria, soal permintaan hubungan seks sepuluh kali dalam sehari.

Ketika ditemui di Polda Metro Jaya, Senin (4/10), seperti dilansir Insertlive, Mansyardin tidak membantah maupun membenarkan tudingan Marlina soal masalah ranjang mereka itu.

Karena perilaku seks ini, Marlina mengaku tidak kuat dan memutuskan untuk berpisah dari ayah Taqy Malik itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat peristiwa tersebut, apakah seseorang atau pasangan bisa melakukan hubungan seks 10 kali dalam sehari? Dan apa dampaknya jika seks dilakukan terlalu sering?

Seksolog Zoya Amirin menyebut tak ada batasan untuk seseorang melakukan seks dalam satu hari, 10 kali bahkan lebih bisa saja terjadi.

Menurut dia, semua ini tergantung pada mood, kondisi psikologis hingga fisik seseorang.

"10 kali bisa jadi tidak banyak kalau pasangannya sama-sama mau dan menyanggupi, misal suasana hati lagi enak. Mood-nya lagi bagus, lagi mood honeymoon misalnya," kata Zoya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/10).

Namun lanjut Zoya, 10 kali justru bisa jadi terlalu banyak bagi orang yang memang sedang tidak ingin melakukan seks, kondisi badan tidak sehat atau lelah.

Tak hanya 10 kali, dua atau tiga kali saja bahkan bisa terasa terlalu banyak bagi beberapa orang.

Dia kemudian menyatakan tak bisa memastikan perihal perilaku ayah Taqy Malik masuk dalam kategori hiperseks atau bukan. Sebab, kata Zoya, hiperseksual ini tak bisa dilihat dari seberapa banyak menginginkan seks dalam satu hari.

"Agak susah kalau mau dibilang hiperseks, ini bisa label yang diberikan individu atau pasangannya saja," katanya.

Senada dengan Zoya, dokter estetik dan seksolog, Haekal Anshari menyebut perilaku hiperseksual tidak bisa dinilai hanya dari seberapa banyak meminta berhubungan seksual dalam sehari.

Dia juga menyatakan belum bisa menyebut perilaku Mansyardin ini sebagai hiperseksual.

"Tidak bisa dinilai hanya dari kuantitas, seberapa banyak dia meminta melakukan seks dalam sehari. Perlu dilakukan diagnosis langsung kepada yang bersangkutan," kata Haekal.

Meski begitu, Haekal membeberkan perilaku hiperseksual ini bisa dirasakan langsung oleh pengidapnya. Mereka yang memiliki perilaku hiperseksual kerap kali menginginkan seks tanpa tahu waktu, tempat bahkan keadaan pasangannya.

Saat ingin seks mereka harus langsung melakukannya saat itu juga. Sebab yang dicari oleh para pengidap hiperseksual hanya sebatas kenikmatan pribadi tanpa memikirkan pasangannya.

"Jadi bisa saja melampiaskan seks ini ke siapa saja, meski tanpa ikatan emosional. Jadi seperti pecandu, kecanduan melakukan seks," kata dia.

Haekal membeberkan saat melayani keinginan seks yang tinggi tanpa diimbangi keinginan atau kemampuan pasangannya tentu akan banyak hal yang dirasakan. Secara fisik seseorang akan merasa lelah, tersiksa, hingga menimbulkan rasa sakit.

"Bahkan ini bisa membuat pasangannya menjadi takut melayani keinginan seks pasangannya itu," ujar Haekal.

(tst/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER