HARI DOKTER NASIONAL

Hari Dokter Nasional, Sejarah dan Perang Melawan Covid-19

CNN Indonesia
Minggu, 24 Okt 2021 08:04 WIB
Perayaan Hari Dokter Nasional hari ini. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hari Dokter Nasional merupakan perayaan yang ditujukan bagi dedikasi para dokter yang selama ini mengabdi sebagai pelayan kesehatan. Setiap tahunnya, Hari dokter Nasional dirayakan pada 24 Oktober, tepat hari ini.

Hari Dokter Nasional menjadi perayaan yang sangat penting tak hanya untuk tenaga kesehatan, tetapi juga masyarakat Indonesia atas dedikasi para tenaga medis di seluruh pelosok tanah air. Apalagi di masa pandemi, peran dokter sebagai garda terdepan memerangi Covid-19 tentu memiliki jasa yang sangat tinggi.

Sejarah Hari Dokter Nasional

Hari Dokter Nasional tak bisa lepas dari terbentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sebelum pandemi, Hari dokter Nasional akan dirayakan dengan berbagai kegiatan yang digelar para dokter Indonesia mulai dari pengobatan gratis, senam sehat, konsultasi kesehatan gratis, dan berbagai jenis kegiatan lainnya.

Seperti yang disampaikan Kementerian Kesehatan, kata "dokter" diambil dari bahasa latin "docere" yang berarti "to lecture" atau mengajar. Bahkan selama hampir 1000 tahun, di Eropa sebutan dokter digunakan untuk gelar terhormat seseorang. Sementara itu, dalam konteks medis gelar dokter adalah semua profesional medis yang memiliki lisensi untuk praktik penyembuhan penyakit.

Seperti yang disebutkan di awal, Hari Dokter Nasional identik dengan IDI yang telah terbentuk sejak 1950. Meski demikian, IDI sebenarnya telah lahir sejak 1911 yang saat itu diberi nama Vereniging van Indische Artsen. Kemudian pada 1926, organisasi ini mengalami perubahan nama menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI).

Tahun 1940, VIG mengadakan kongres di Solo yang kemudian menugaskan Bahder Djohan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Tiga tahun berselang, pada masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Selanjutnya pada 30 Juli 1950, atas usul Seni Sastromidjojo, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) & DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) mengadakan satu pertemuan yang menghasilkan "Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMDWNI)", yang kemudian diketuai Bahder Djohan. Puncaknya tanggal 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian diresmikan pada bulan Oktober. Dalam muktamar IDI itu, Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Dokter memang memiliki perjalanan panjang di Indonesia. Jauh sebelum organisasi IDI terbentuk, dokter-dokter tanah air sudah mencatatkan dirinya sebagai salah satu pejuang kemanusiaan. Nama-nama besar seperti Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan nama-nama lainnya tercatat dalam sejarah tak hanya memerangi penyakit namun juga memerangi penjajahan kolonialisme di Indonesia.

Hal sama juga terjadi saat ini, ketika pandemi Covid-19 terjadi. Dikutip dari situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto mengatakan, peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam penanganan Covid-19.

Menurut dia, tenaga kesehatan masyarakat memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di masyarakat. Itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan demi mempercepat penanganan Covid-19.

"Tenaga kesehatan masyarakat sangat perlu dilibatkan secara optimal dalam banyak aspek promotif dan preventif kesehatan masyarakat. Para tenaga kesehatan masyarakat bisa berinovasi dan menciptakan strategi percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia, dengan fokus utama edukasi dan berdayakan masyarakat dan fokus kedua perkuat pelayanan kesehatan" kata Agus.

(tst/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK