Jakarta, CNN Indonesia --
Little India sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata dengan kearifan lokal plus ramah Muslim di Singapura.
Kini, selain Little India, pelancong bisa juga menjelajah kawasan Katong untuk berkenalan dengan suasana Peranakan Negeri Singa, khususnya dari sejarah, budaya, dan kulinernya.
Dulu, Katong ialah perkebunan kelapa. Saat ini, kawasan itu menjadi tempat berlibur akhir pekan para kaum elit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katong berkembang menjadi pemukiman kaum Peranakan pinggir kota pada awal abad ke-20.
Saat ini Katong masih mempertahankan budaya Peranakan yang tampak dari arsitektur rumah-toko (ruko) kuno dan tempat makan yang bertahan antar generasi.
Berikut rekomendasi kegiatan wisata Peranakan sekaligus ramah Muslim di Katong, seperti yang dikutip dari keterangan resmi Badan Pariwisata Singapura:
1. Kearifan lokal
Jika ingin menikmati vibes seperti warga lokal Singapura, maka datang ke Katong ialah alasan yang tepat.
Di sini terdapat banyak hotel butik yang berlokasi di sekitar pemukiman, sehingga wisatawan bisa berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari warga lokalnya.
2. Berburu foto
Yang gemar berfoto atau arsitektur juga pasti betah berada di Katong, karena kelestarian pemukiman khas Peranakannya masih terjaga dengan baik, sehingga menarik untuk dijadikan latar berfoto.
Street photography (fotografi jalanan) sangat memungkinkan dilakukan di sini. Atau selfie di lorong-lorong bangunan nan estetik.
Sepanjang Katong dan Joo Chiat merupakan spot foto yang menarik, karena keberadaan arsitektur Peranakan kuno yang berwarna-warni pastel.
Ada pula mural dari seniman lokal, seperti mural 'High Tide' yang bergambar ombak di belakang lorong Koon Seng Road.
Sedangkan Mural buatan Helene Le Chatelier menceritakan kawasan Joo Chiat yang dahulunya adalah daerah pantai. Ada puisi buatan Christine Chia juga di mural ini.
Kemudian, ada mural 'A History of Healing' di Scanteak Showroom karya TYC Studios. Dahulu, gedung tempat mural ini adalah klinik kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan harapan hidup anak-anak pada masa perang.
Masih ada mural 'Medleyalley', mural kembar dalam dua sisi lorong dinding kuning. Mural ini bergambar motif khas Peranakan dengan warna ceria. Mural ini dibuat oleh seniman Nicia Lam, Valerie Neo, Novena Angela dan Yillish Lam.
3. Wisata kuliner legendaris
Kawasan Katong juga cocok didatangi para pencinta makanan, karena kawasan ini dikelilingi tempat makan dan pusat jajanan legendaris.
Ada Laksa Katong yang terdiri dari mi putih dari tepung beras dengan kuah kaldu udang yang memiliki rasa gurih dan pedas nan segar. Biasanya menu ini disajikan dengan kerang dan fish cake - atau dikenal sebagai otak-otak di Indonesia.
Ciri khas lain dari Laksa Katong adalah isiannya berukuran sekali gigit, jadi bisa dimakan dengan mudah tanpa bantuan sumpit.
Ada dua kedai laksa legendaris di area Katong yang sama-sama menyajikan rasa laksa orisinal, yaitu 328 Katong Laksa dan Kedai Janggut Laksa. Keduanya adalah kedai laksa yang ramah Muslim.
Jangan lupa untuk mencicipi Kueh Peranakan di Katong. Camilan klasik ini dibuat dengan bahan berkualitas tinggi dan cocok untuk sarapan atau minum teh sore. Kueh juga menjadi salah satu ciri khas budaya makanan Peranakan di Singapura, karena banyak resepnya tetap bertahan antar generasi.
Rekomendasi Kueh Peranakan yang bisa dicoba di Katong seperti Ang Ku Kueh. Kue berbentuk cangkang kura-kura ini terbuat dari bahan tepung beras ketan yang kenyal dan isian kacang hijau yang dihaluskan. Bentuk Ang Ku Kueh yang unik, dipercaya merupakan lambang kemakmuran.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
[Gambas:Instagram]
Wisatawan juga bisa mengunjungi kafe Micro Bakery & Kitchen Red House yang punya bangunan kuno serba merah. Restoran dan toko roti ini pertama kali buka sejak 1960an. Gedung sempat beberapa kali berubah kepemilikan dan fungsi. Namun, pemilik terbaru mengembalikan fungsi gedung menjadi restoran dan toko roti.
Spesialiasi Micro Bakery & Kitchen Red House adalah roti Swiss Roll. Saat ini, menu kafe semakin beragam, dengan aneka roti klasik seperti sourdough, tartine, sandwich, dan brownies.
Restoran lain yang patut dikunjungi adalah Old Bibik's Peranakan Kitchen yang menyajikan makanan peranakan klasik halal. Wisatawan bisa mencoba makanan ala Nyonya seperti chincalok omelette, telur dadar dengan campuran fermentasi udang. Ada juga jiuhuchar atau lobak iris dengan juhi dan selada dan ayam pongteh yaitu ayam yang dimasak dengan pasta kedelai, kentang, dan jamur.
Pencinta prata bisa berkunjung ke toko legendaris Mr and Mrs Mohgan's Super Crispy Prata, di mana pelanggan setia rela antre panjang.
Sang pemilik, Mr Mohgan, belajar membuat prata sejak usianya 12 tahun, maka rasa dan tekstur roti prata sudah terjamin enak. Roti prata disajikan dengan kuah kari dan sambal yang membuat makan jadi lebih istimewa.
4. Belajar budaya Peranakan
Rasanya tidak lengkap jika berkunjung ke Katong dan belum mengenal budaya Peranakan itu sendiri.
Katong menawarkan tempat bagi wisatawan untuk belajar dan mencoba berbagai kegiatan ala baba dan nyonya (sebutan laki-laki dan perempuan Peranakan). Semuanya dikemas dengan menarik dan interaktif sehingga tidak membosankan.
Ada tiga tempat untuk belajar mengenai budaya Peranakan di Singapura: Katong Antique House, The Intan, dan Eurasians Heritage Gallery.
Katong Antique House adalah rumah berusia lebih dari satu abad yang merupakan situs sejarah yang masih terawat dengan sangat baik.
Katong Antique House bagaikan sebuah kapsul waktu, karena di dalam rumah ini terdapat barang-barang dari 1800-an. Wisatawan dapat menemukan altar sembahyang leluhur Tionghoa, koleksi keramik kuno, dan foto-foto keluarga Peranakan.
Selain Katong Atique House, ada The Intan yaitu museum Peranakan swasta. The Intan beberapa kali mendapatkan penghargaan, salah satu yang bergengsi adalah Singapore Experience Award kategori Atraksi terbaik pada 2016.
Museum ini menawarkan berbagai paket menarik untuk pengunjung, seperti tur lokasi, virtual tur, dan kelas khusus seperti paket minum teh sambil dijelaskan kebudayaan dan sejarah Peranakan.
Tempat lain untuk belajar mengenai sejarah Katong adalah di Eurasian Heritage Centre.
Meski Katong terkenal sebagai kawasan Peranakan, namun komunitas Eurasians juga sempat menetap dikawasan ini. Di sini wisatawan dapat belajar mengenai perjalanan para imigran sampai ke Singapura dan akulturasi budaya yang terasa sampai saat ini.
Eurasians Heritage Centre juga menyediakan kelas untuk merasakan kebudayaan Eurasia, misalnya kelas memasak, kelas menyanyi, dan kelas tarian tradisional Portugis.
Wisatawan juga bisa mencicipi makanan khas Eurasia seperti Devil Curry dan Kue Sugee di Quentin's Eurasian Restaurant yang berlokasi tepat di Gedung yang sama.
[Gambas:Instagram]
5. Belanja barang antik dan berunsur Peranakan
Katong juga menjadi tempat yang tepat berburu barang seperti pakaian dan interior ruangan yang unik. Di sini ada banyak sekali toko indie, dengan konsep antik.
Rumah Bebe merupakan salah satu tempat belanja paling terkenal di Katong karena menjual kebaya dan sarong Nyonya, lengkap dengan kasut manik. Anda juga bisa membeli peralatan makan, makanan, dan pernak-pernik bertema Peranakan di sini.
Toko ini menempati bangunan dari tahun 1928, dengan desain Peranakan yang khas. Rumah Bebe juga menawarkan kelas dan tur untuk menjelaskan budaya Peranakan lebih detail.
Ada pula Cat Socrates yang dijaga kucing oranye menggemaskan. Toko ini menjual buku, dekorasi ruangan, tanaman hias, tas dan aksesoris fashion, serta pernak-pernik bertema Singapura. Cat Socrates merupakan cerminan toko indie dengan barang-barang unik yang jarang ditemui di pasaran.
Wisatawan juga dapat mengunjungi toko kue Rumah Kim Choo yang buka sejak 1945. Salah satu andalannya adalah Kue Chang, kue yang menyerupai bakcang tetapi terbuat dari ketan halus dan dicocol gula merah. Rumah Kim Choo di Joo Chiat menjadi pilihan banyak wisatawan untuk membeli oleh-oleh, karena di sini tidak hanya menjual aneka kue tradisional Peranakan.
Wisatawan bisa menemukan aksesoris Peranakan dari kasut manik, cangkir, piring, rantang makanan, kebaya nyonya, sampai lukisan.
Rumah Kim Choo juga menyediakan berbagai acara workshop dengan perjanjian, seperti membuat bordir, membuat kerajinan manik-manik Peranakan, belajar tentang alat kue Peranakan klasik, dan sesi mencoba aneka kue.
[Gambas:Photo CNN]
[Gambas:Video CNN]