Jakarta, CNN Indonesia --
Siapa sangka Natuna memiliki makanan khas dengan bahan utama sagu. Pohon sagu atau rumbia tumbuh subur di daratan Pulau Bunguran dan sekitarnya. Sejak dahulu masyarakat setempat mengolah sagu menjadi berbagai hidangan untuk makan sehari-hari.
Tepung sagu dihasilkan dari pohon sagu atau rumbia (metroxylon sago). Tanaman ini masuk dalam famili Arecaceae atau palem. Pohon tersebut banyak dijumpai di wilayah Indonesia timur, seperti Maluku dan Papua.
Kurang lengkap jika ke Natuna tak mencicipi kudapan khas bumi 'Laut Sakti Rantau Bertuah'. Ada beberapa rumah makan yang menyajikan santapan khas Natuna ini, salah satunya Laksamana Cafe, di Ranai, Bunguran Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilik warung tersebut, Shadieq, menyajikan beberapa makanan berbahan sagu saat CNNIndonesia.com berkunjung ke Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Ia menghidangkan tiga makanan khas Natuna, tabel mando, kernas, dan tabel alo.
Secara otodidak, Shadieq membuat ketiga makanan ini. Ia bukan kelahiran Natuna. Shadieq baru tinggal di Natuna sejak 2001, dan menikah dengan putra daerah. Berikut cara mengolah ketiga santapan tersebut:
Tabel Mando
Tabel mando bahan utamanya adalah tepung sagu, kelapa parut, ikan salai atau asap. Bumbu yang dibutuhkan antara lain cabai rawit, bawang putih, bawang merah, garam, penyedap rasa, ditambah sedikit air.
Pertama-tama gongseng sagu sampai masak. Setelah itu masukkan campuran kelapa parut dan ikan salai, serta bumbu yang sudah dihaluskan. Tangannya pun menekan-nekan olahan tersebut di dalam wajan.
"Direnjis sama air sedikit-sedikit, lalu ditutup. Setelah masak (matang) dibalikkan," kata Shadieq.
Tabel Mando siap disajikan. Bentuk akhirnya bulat agak besar dan pipih seperti pizza. Makanan ini nikmat disantap selagi hangat.
 Tabel Mando memiliki bentuk bulat besar dan agak pipih menyerupai Pizza. Sajian ini dibuat dengan mencampurkan sagu, parutan kelapa, dan ikan tongkol. Lalu adonan tersebut digongseng hingga matang. (CNN Indonesia/Hamka Winovan) |
Kernas
Kernas ini bentuknya seperti nugget, tapi sedikit bulat dan pipih. Bahan utamanya adalah daging ikan tongkol, sagu butir, santan, dan telur. Bumbu yang dipakai antara lain cabai, bawang merah, bawah putih, garam, dan penyedap rasa yang dihaluskan.
Daging ikan tongkol jangan lupa dihaluskan juga. Setelah semua siap, bahan-bahan dan bumbu tersebut dicampur menjadi satu. Setelah itu dibentuk bulat pipih. Adonan yang sudah sempurna ceburkan di minyak panas.
Tunggu sekitar lima menit sampai warna mulai kecoklatan. Kernas tambah nikmat jika dimakan dengan sambal cocol.
 Kernas atau juga disebut nugget Natuna, dibuat dari campuran ikan tongkol dan tuna segar yang dihaluskan serta dicampur sagu butir. Makanan ini menjadi pilihan wisatawan untuk oleh-oleh. (CNN Indonesia/Hamka Winovan) |
Makanan khas Natuna lain di halaman selanjutnya...
Tabel Arok
Tabel Arok biasanya disantap dengan pindang tongkol kuah kuning. Bahan-bahannya, kata Shadieq antara lain sagu, kelapa parut, garam.
Untuk membuat pindang bahan yang dibutuhkan yakni ikan tongkol; dan beberapa bumbu, mulai dari cabai rawit, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, lengkuas, serai, asam kandis, dan daun kunyit.
Pertama-tama gongseng sagu sampai masak. Kemudian masukan kelapa yang sudah dicampur dengan garam. Terus gongseng sampai matang.
Untuk membuat kuahnya, tumis bumbum yang sudah dihaluskan hingga harum. Kemudian tambahkan air secukupnya. Tunggu sampai mendidih, ceburkan ikan tongkol yang telah dibersihkan. Biarkan sampai ikan matang.
Cara makannya, ambil sagu yang telah bercampur parutan kelapa tersebut dengan piring. Lalu pisahkan pindang ikan pakai mangkuk. Santap selagi hangat.
Lempar Pulut
Selain ketiga makanan itu, ada makanan khas lainnya yakni lempar pulut. Ada dua macam lempar pulut yang dijual. Pertama berbahan singkong dan kedua beras ketan.
Camilan warga Natuna ini berisi abon ikan. Lempar pulut dibungkus dengan daun pisang memanjang seperti lontong, namun ukurannya lebih kecil. Makanan ini dibakar, seperti otak-otak. Jika daun pembungkusnya sudah berwarna coklat, lempar sudah siap dimakan.
Makanan ini bisa dijumpai di sekitar pantai maupun di kota Ranai. Umumnya penjual lempar pulut buka pada sore hari. Satu bungkus lempar dijual Rp2.000. Camilan ini nikmat disantap setalah diangkat dengan sambel. Lampar menjadi pelengkap saat minum teh atau kopi pada sore hari.
 Bubur ikan menjadi alternatif untuk sarapan di Natuna. Bubur ini disajikan dengan ikan tongkol, ikan teri, dan telur setengah matang. (CNN Indonesia/Hamka Winovan) |
Bubur Ikan
Biasanya bubur nasi disajikan dengan suwiran daging ayam dan beragam topping. Namun, tidak di Natuna. Di sana terkenal bubur ikan. Warung Kopi Akun, salah satu yang menjualnya.
Bubur ikan ini menjadi santapan favorit di warung yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, seberang Pantai Piwang itu. Tampilannya serupa dengan bubur nasi pada umumnya. Namun, bubur tersebut lebih encer. Rasanya pun gurih.
Terdapat potongan daging ikan tongkol yang menyatu dengan bubur. Di atasnya ditaburkan ikan teri, serta tambahan telur setengah matang di dalam semangkuk bubur. Harga satu porsinya dijual Rp15 ribu. Jika anda ke Natuna, jangan lupa mencicipi makanan ini.