Jakarta, CNN Indonesia --
Apa oleh-oleh khas Bali yang biasa Anda beli? Barangkali sebagian Anda langsung menjawab pie susu, kacang disko, kain pantai atau kaos barong.
Namun ada satu oleh-oleh ikonik yang sama sekali tidak boleh ketinggalan yakni kaos Bintang Bali. 'Bintang' di sini memang merujuk pada label bir lokal Indonesia.
Kaos-kaos ini umum ditemukan di kawasan Kuta, Legian, atau lokasi-lokasi wisata pantai. Harganya murah meriah, warna beragam, baik yang berlengan maupun model kutung tanpa meninggalkan logo label bir berwarna merah.
Kaos ini banyak dikenakan wisatawan mancanegara bahkan dijadikan sebagai oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Michael Killian, Managing Director Hypebeast Indonesia, melihat fenomena ini sebagai sesuatu yang menarik dan unik. Oleh-oleh khas biasanya merujuk pada kekhasan budaya atau lokasi wisata setempat, tetapi kaos Bintang Bali 'hanya' menyematkan logo bir tanpa embel-embel apapun.
"Ini menarik banget. Semua bootleg, itu jadi sangat ikonik. Ikoniknya bukan hanya kaosnya catchy banget tapi juga orang ke Bali, [terutama] orang bule, cari bir Bintang [yang kebetulan] dijual di mana-mana," ujar Michael dalam konferensi pers peluncuran capsule collection #BersamaBali, beberapa waktu lalu.
"Secara enggak langsung, kaos Bintang jadi merchandise yang sangat ikonik di Bali, sampai-sampai banyak turis bawa balik ke negaranya."
Bootleg berarti sesuatu yang didistribusikan secara bebas atau tanpa izin pembuat karya. Pun ini juga bisa diartikan produk tiruan, barang 'kw' atau bajakan. Michael menilai meski barang bootleg, kaos Bintang ini sudah menyatu dengan kultur Bali.
Meski logonya ada di mana-mana dan tanpa izin, rupanya ini bukan soal buat bir Bintang. Marketing Director Multi Bintang Indonesia, Jessica Setiawan, mengaku tidak masalah dengan kaos bootleg berlogo Bintang.
"Kami sendiri belum ada laporan [fenomena] ini sejak kapan. Tapi itu bagian dari kulturnya Bali juga kan? Bahwa ada kaos oblong dari Bali, semua pakai. Awalnya kan karena kami yang bikin, lama-lama [makin banyak] diikuti lalu ikonik," kata Jessica dalam kesempatan serupa.
Lanjut ke halaman berikut...
Pandemi selama hampir dua tahun ini jadi 'ujian' seluruh masyarakat termasuk masyarakat Bali. Perlahan kondisi perekonomian mulai membaik.
Namun untuk pelaku usaha di sektor wisata, harus diakui ini kondisi yang sama sekali tidak mudah.
Oleh karena itu ada inisiatif dari bir Bintang dan Hypebeast untuk memberikan kontribusi buat Bali agar bersama-sama bangkit.
Bintang dan Hypebeast merilis capsule collection berupa kaos Bintang Bali bertema #BersamaBali. Kaos Bintang Bali hadir dengan delapan desain hasil kolaborasi dengan delapan label, musisi dan seniman.
"Kaos Bintang Bali itu sangat ikonik. Sebelum ini belum ada official t-shirt Bintang, semua bootleg. Kenapa kita enggak bikin kaos Bintang yang official? Kemudian membuatnya spesial dengan ajak kolaborasi artist, desainer Indonesia," kata Michael.
Terdapat delapan desain kaos hasil karya Ryan Adyputra (seniman asal Yogyakarta), PNNY (kolektif DJ dan creative asal Bali), Pleasure (creative collective asal Jakarta), Deva States (label asal Jakarta), Rollfast (band psych-rock asal Bali), Televisi Star (skater-owned label asal Bali), Ican Harem (seniman multidisiplin asal Bali), dan Kismin Boys (kolektif asal Bali).
Mereka pun menghadirkan kaos Bintang dengan desain unik misalnya Rollfast terinspirasi dari kebiasaan masyarakat yang berkumpul sambil menikmati bir campur es lalu lahir kaos dengan tulisan 'Beer + Es' diikuti 'Beres'. Kemudian tidak lupa membubuhkan celetukan 'Astungkara Cair' yang khas saat penantian gaji atau bayaran yang cair.
Anda tidak harus ke Bali untuk mendapatkan kaos sekaligus berdonasi. Mulai Minggu (28/11), kaos dijual secara daring di situs Zodiac Jakarta dengan harga mulai dari Rp300 ribu. Jessica berkata Bintang akan menambah hasil penjualan jadi dua kali lipat lalu diserahkan pada organisasi Rice for Bali.
Rice for Bali merupakan organisasi yang akan menyalurkan donasi pada komunitas yang memerlukan. Donasi akan diwujudkan menjadi beras maupun kebutuhan pokok lain.
Pendiri Rice for Bali, Anggie Wayan, menuturkan organisasi pun pernah membantu pembangunan rumah untuk warga miskin juga sepeda untuk anak-anak yang memerlukan. Ia pun mengapresiasi inisiatif kolaborasi dan berharap ini bisa jadi semangat baru bagi komunitas Bali.
"Saya menyaksikan sendiri betapa menantangnya kehidupan di Bali sejak pandemi melanda, bahkan hingga kini, walaupun perlahan-lahan kondisi mulai membaik. Inilah mengapa saya mendirikan Rice for Bali, dan amat mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh Bintang dan Hypebeast, serta para kolaborator," ungkap Anggie.