Traveling ke Italia saat libur Natal jangan lewatkan mampir ke Museum Vatikan yang mempunyai koleksi bersejarah dari Gereja Katolik Roma.
Patung-patung antik di Museum Vatikan diyakini telah berusia ratusan tahun. Lalu, ada juga lukisan, marmer merah, sampai kapel.
Tak hanya itu, di museum bersejarah ini juga terdapat Maps Hall yang berisi 40 peta topografis Italia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Castel St'Angelo memiliki bangunan melingkar bertingkat yang didirikan oleh Kekaisaran Roma. Dahulu lokasinya dijadikan tempat berlindung para paus saat dalam bahaya.
Kastil kuno di Roma ini dahulunya digunakan untuk tempat pemakaman bagi seorang kaisar bernama Hadrian.
Sekarang kastil tersebut sudah beralih fungsi menjadi situs bersejarah yang bisa dikunjungi wisatawan.
![]() |
The Church of All Nations merupakan gereja termegah di dunia yang berdiri di kaki bukit Zaitun, Yerusalem.
Disebut The Church of All Nations karena dahulu pembangunannya dibiayai oleh banyak negara dan seorang arsitek ternama asal Italia.
Di bagian dalam gereja terdapat Taman Getsemani, yaitu batu sejarah yang dahulu dijadikan tempat berdoa Yesus ketika ia dikhianati oleh Yudas.
![]() |
Church of the Holy Sepulchre, Yerusalem, termasuk situs ziarah Nasrani di dunia yang paling kudus. Pasalnya, sejarah mencatat bahwa tempat tersebut menjadi lokasi saat Yesus disalib.
Di tempat yang sama juga Yesus diketahui wafat lalu dibangkitkan kembali. Tak ayal, banyak umat Nasrani yang berbondong-bondong untuk berziarah ke gereja satu ini.
Selain jelang Natal, umat Kristiani dari berbagai penjuru dunia juga sering mengunjungi Holy Sepulchre saat perayaan lainnya seperti Hari Paskah.
![]() |
Tempat wisata rohani Kristen di dunia berikutnya ada Christ the Redeemer atau Patung Kristus Sang Penebus dari Brasil.
Berlokasi di puncak Gunung Corcovado, patung ini bisa terlihat dari seluruh sudut kota Rio de Janeiro.
Di area bangunan patung tersebut terdapat sebuah kapel kecil yang kerap dijadikan tempat pernikahan.
Di tengah pandemi Covid-19, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(avd/asr)