Spinal Cord Injury, Cedera Serius Berisiko Lumpuh hingga Kematian

CNN Indonesia
Kamis, 16 Des 2021 19:10 WIB
Dokter memberikan penjelasan lengkap mengenai spinal cord injury atau cedera tulang belakang, penyebab, penanganan, hingga bahayanya. (iStockphoto/stevecoleimages)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selebgram Laura Anna meninggal dunia pada Rabu (15/12), di tengah perjuangannya mencari keadilan. Kecelakaan pada Desember 2019 bersama mantan kekasihnya, Gaga Muhammad, membuat mengalami spinal cord injury atau cedera saraf tulang belakang.

Akibatnya, kedua kaki Laura lumpuh dan jari-jari tangannya sulit digerakkan.

Wawan Mulyawan, konsultan bedah saraf tulang belakang RSU Bunda, mengamati saat informasi ini menyeruak di media massa, banyak orang jadi penasaran tentang cedera satu ini. Apa benar cedera saraf tulang belakang bisa berakibat fatal atau menimbulkan kematian?

Sebelum membahas tentang cedera saraf tulang belakang, Wawan mengajak untuk sedikit memahami tentang sistem saraf dan kinerjanya.

Dia berkata jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik ke dan dari seluruh tubuh dan mengatur semua aktivitas tubuh.

"Unit dasar sistem saraf adalah sel saraf (neuron), yang terdiri dari badan sel, akson dan dendrit. Selain otak, sumsum tulang belakang sebagai bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf dan disebut sistem saraf pusat (SSP)," kata Wawan dalam rilis resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (15/12).

"Selain SSP, sistem saraf yang lain disebut sistem saraf perifer (di luar saraf di otak dan sumsum tulang belakang)."

Sumsum tulang belakang jadi wadah dua jalur sistem utama di mana informasi disampaikan ke otak, begitu pula sebaliknya.

Jalur pertama merupakan jalur keluar (eferen) yang mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan otot gerak (jalur motorik) dan mengendalikan jantung, usus, dan organ lain (jalur otonom).

Kemudian, jalur kedua yakni jalur masuk (aferen) atau jalur sensorik akan mengirimkan informasi dari luar baik lewat kulit, otot, dan organ lain ke otak. Melihat fungsi dan kinerjanya, kasus cedera saraf tulang belakang bisa berakibat serius.

Apa itu cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury?

Berdasarkan definisi dari Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (Perdossi), cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung (kecelakaan atau jatuh) maupun tidak langsung (infeksi bakteri atau virus) yang dapat mengakibatkan kecacatan menetap atau kematian.

Wawan menyebut kasus cedera saraf tulang belakang tidak sebanyak kasus cedera otak. Tidak ada data global yang persis menyebutkan jumlahnya, tetapi diperkirakan ada 300-1.300 orang dari 1 juta penduduk dunia yang mengalaminya.

Jika melihat dari angka ini, diperkirakan ada sekitar 200 ribu orang Indonesia yang mengalami cedera saraf tulang belakang.

Apa kerusakan akibat cedera saraf tulang belakang?

Ada dua kerusakan akibat cedera ini yakni, kerusakan primer atau kerusakan langsung akibat benturan atau tekanan dan kerusakan sekunder atau kerusakan tambahan.

1. Kerusakan primer

Cedera saraf tulang belakang biasanya terjadi akibat trauma pada tulang belakang, mulai dari leher atau servikal sampai tulang belakang sakral (terdiri dari 5 tulang yang menyatu seperti segitiga dan terhubung ke panggul).

Saat tulang retak atau patah, ini akan menekan hingga merobek sumsum tulang belakang.

"Berat ringannya kerusakan saraf tergantung pada kekuatan tekanan pada saraf oleg tulang belakang, keras ringannya energi yang menghantam dan lama tekanan atau lama pertolongan [datang]," jelas Wawan.

2. Kerusakan sekunder

Ketika kerusakan primer terus berlangsung sebab pertolongan lambat atau tidak tepat, terjadi kerusakan sekunder. Kerusakan sekunder bisa lebih parah dari kerusakan primer bahkan bisa bersifat menerap (permanen).

Pertolongan perlu dilakukan secepat mungkin untuk menyelamatkan sebanyak mungkin fungsi saraf sensorik, motorik dan otonom.

"Dalam beberapa menit setelah kecelakaan atau cedera, jika tidak segera ditangani, menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen yang tidak cukup ke sel saraf, dan sel saraf akhirnya mati permanen," paparnya.

"Ketika sel saraf di sumsum tulang belakang, akson, atau astrosit cedera, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan akan bisa merusak dirinya sendiri (self-destruction) akibat memproduksi bahan kimia beracun yang disebut zat radikal bebas."

Simak penjelasan lebih lanjut soal cedera tulang belakang atau spinal cord injury di halaman berikut.

Bahaya dan Penanganan Spinal Cord Injury


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :