Bahan celana dalam pria yang tepat lainnya adalah katun. Bahan jenis ini juga sangat baik dalam menyerap keringat.
Lihat Juga : |
Namun, jika Anda akan berolahraga, sebaiknya gunakan pakaian dalam berbahan nilon untuk meminimalisasi gesekan pada selangkangan.
Ketiga bahan celana dalam di atas penting untuk dijadikan pertimbangan demi kesehatan organ reproduksi. Jika salah memilih, maka berbagai potensi kesehatan akan timbul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahan celana dalam yang paling umum menyebabkan iritasi adalah poliester, rayon, atau karet.
Berbagai jenis kain tersebut memiliki sirkulasi udara yang kurang baik, membuat keringat terjebak, menguap, dan menyebabkan gatal serta ruam.
![]() |
Setelah iritasi, mungkin Anda akan mengalami infeksi jamur di area reproduksi, paha bagian dalam, atau bokong.
Hal itu akan membuat kulit memerah dan terus gatal. Jika sudah terinfeksi, bersihkan area tersebut dengan sabun lalu mengobatinya dengan krim atau bedak antijamur.
Lecet akibat bahan celana dalam yang salah biasanya terjadi saat Anda berolahraga. Selangkangan terasa terbakar saat Anda bergerak dan menimbulkan ruam.
Efek samping dari celana dalam yang tidak pas adalah torsio testis.
Torsio testis merupakan kondisi saat buah zakar terpelintir. Hal ini bisa terjadi pada semua pria, namun umumnya terjadi pada laki-laki usa 12-18 tahun.
Meski penyebabnya belum jelas, namun Anda dapat mengurangi risikonya dengan menggunakan penyangga testis saat berolahraga.
Lihat Juga : |
Penurunan hormon testosteron bisa Anda hindari dengan menggunakan celana dalam jenis boxer yang ukurannya lebih longgar dan lebih baik dari segi sirkulasi udara.
6. Jumlah sperma rendah
Keluar masuknya udara yang tidak baik dari bahan celana dalam akan membuat testis panas yang dapat menurunkan jumlah sperma.
Demikian 3 jenis bahan celana dalam pria yang baik dan akibatnya jika salah memilih. Semoga bermanfaat!
(nfl)