Trauma Masa Lalu Orang Tua Pengaruhi Pola Pengasuhan Anak
Pola pengasuhan pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor kehidupan, salah satunya adalah hubungan orang tua di masa lampau bahkan ketika mereka masa kecil.
Psikolog dan konselor pernikahan Adriana Soekandar Ginanjar mengatakan belum semua orangtua menerapkan pola asuh yang cukup baik untuk tumbuh kembang si kecil di rumah.
Di antaranya seperti pola asuh dengan kekerasan, baik itu secara verbal maupun non verbal serta banyak terjadi konflik antar orangtua di depan anak.
"Seringkali hal ini tidak disadari dapat menimbulkan kecemasan dan trauma yang terdalam bagi sang anak," ujar Adriana, seperti dikutip siaran resmi Tentang Anak, Rabu (26/1).
Adriana menjelaskan terdapat beberapa jenis trauma yang dialami oleh manusia, khususnya ketika berumah tangga.
Trauma-trauma ini harus dikenali lebih awal agar kedepannya orang tua dapat memproses trauma menjadi bentuk emosi yang baik.
"Ketika dapat memproses emosi, tentunya akan membawa dampak yang lebih baik ke sekitar atau keluarga terdekat," kata Adriana.
Setidaknya terdapat tiga jenis trauma dalam berumah tangga yakni trauma akut, trauma kronis dan trauma kompleks.
1. Trauma akut terjadi satu kali tetapi secara intens. Seperti adanya perceraian, bencana alam, pelecehan seksual yang terjadi di masa lampau atau masa kecil.
2. Trauma kronis terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang seperti mendapatkan kekerasan dari orang tua atau orang sekitar, perundungan, melihat kekerasan dan konflik orangtua.
3. Trauma kompleks merupakan kejadian yang beragam terdiri dari kejadian traumatis yang berbeda-beda.
Jika tidak diperbaiki, trauma di masa lampau ini dapat terus menghantui kehidupan sehari-hari para orang tua bahkan dapat berdampak pada pola asuh ke anak saat ini.
"Tentu kita sebagai orang tua tidak menginginkan hal yang sama atau hal yang buruk terjadi turun temurun ke anak kita," ujar Adriana.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang juga mampu melatarbelakangi anak rentan terkena trauma dalam kehidupan, seperti sifat anak yang terlalu tertutup, orang tua yang tidak memahami anak, dan orangtua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar.
Berikut yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak terhindar dari trauma rumah tangga:
1. Mengenal anak lebih baik, terbuka dengan anak agar anak juga dapat berkomunikasi dengan orang tua
2. Hormati anak dari kecil dengan menghargai keputusan anak atau tidak menuntut anak terlalu sering
3. Ajarkan anak bersuara dan berpendapat di setiap kondisi, dapat dimulai dari hal-hal kecil yang ditemukan di keseharian
4. Orang tua sebagai detektif, dalam artian terus mencari tahu apa yang anak butuhkan
5. Mindful parenting, orang tua untuk mencerna dan mempelajari emosinya agar dapat membuahkan perilaku yang baik juga kepada keluarga
Sementara itu, dokter spesialis anak yang juga pendiri dari Tentang Anak, Mesty Ariotedjo mengatakan penting bagi orang tua untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan pasangan terlebih dahulu sebelum membantu kebutuhan anak.
"Tidak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli agar bisa mendapatkan masukan untuk setiap permasalahan yang ditemukan," ujar Mesty.
(agn)