HARI GIZI NASIONAL

7 Mitos Seputar Gizi Anak yang Salah Kaprah

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jan 2022 18:51 WIB
Banyak orang tua yang mempercayai mitos seputar gizi yang malah buruk untuk kesehatan. Berikut mitos seputar gizi anak yang salah kaprah.
Banyak orang tua yang mempercayai mitos seputar gizi yang malah buruk untuk kesehatan. Berikut mitos seputar gizi anak yang salah kaprah.(Foto: Istockphoto/Oksun70)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional ke-62 pada Selasa (25/1), setiap orang diajak untuk meningkatkan kesadaran akan gizi, khususnya masalah stunting dan obesitas.

Tujuan besar menurunkan kasus stunting dan obesitas bisa dimulai dari langkah kecil yakni memberikan gizi yang seimbang untuk anak. Namun, sering kali orang tua banyak yang mempercayai mitos seputar gizi anak yang salah kaprah.

Berikut 7 mitos seputar gizi anak yang salah kaprah:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Susu kental manis setara dengan susu formula

Selama ini susu kental manis dianggap sebagai produk susu seperti halnya susu sapi atau susu formula di pasaran. Sebagian orang tua mengencerkan susu kental manis kemudian diberikan buat anak, bahkan dijadikan sebagai pengganti ASI.

Meski menyandang kata 'susu', faktanya susu kental manis tak ubahnya cairan putih kental dengan kandungan gula tinggi. Ahli gizi dan nutrisi, Tan Shot Yen, menyebut dalam susu kental manis ada berbagai macam jenis gula termasuk sukrosa dan laktosa. Untuk membuat 3/4 gelas susu, Anda memerlukan 40-45 gram susu kental manis sehingga dalam satu porsi, anak sudah mengonsumsi 20 gram gula. Untuk anak-anak, ini jelas berlebihan.

Konsumsi susu kental manis pada anak bisa berbahaya. Anak akan merasa kenyang tapi kenyang 'palsu' atau kenyang tanpa ada asupan nutrisi. Kemudian anak bisa kecanduan susu kental manis berkat rasanya yang jauh lebih manis dari susu biasa.

"Akhirnya anak-anak enggak makan yang lain [dan] gangguan gizi pun bisa muncul. Anak-anak juga enggak dapat protein, lemak, dan vitamin yang cukup, akhirnya hanya obesitas, tapi pendek, stunting," kata Tan pada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

2. Bayi gemuk adalah bayi yang sehat

Pipi montok, lengan bak roti sobek jadi hal-hal yang menarik perhatian orang dewasa ketika melihat bayi. Selain dianggap menggemaskan, bayi dengan tubuh agak gemuk kerap dianggap bayi yang sehat. Padahal, orang dewasa patut khawatir dengan kondisi bayi gemuk menggemaskan ini.

Dikutip dari Healthline, bayi baru lahir tumbuh sangat cepat terutama di tahun pertama. Bayi laki-laki rata-rata memiliki berat lahir 3,34 kg, sedangkan bayi perempuan 3,2 kg. Namun banyak bayi sehat yang memiliki berat lahir lebih ringan atau lebih berat dari bobot rata-rata ini.

Satu hal yang perlu menjadi catatan orang tua adalah penambahan berat badan di dua tahun pertama. Para ahli di Universitas Harvard mencatat, penambahan berat badan terlalu banyak di 2 tahun pertama pada bayi berisiko pada masalah kesehatan di masa anak-anak bahkan dewasa. Dalam ulasan disebutkan, penambahan berat badan dengan cepat di tahun pertama dan kedua meningkatkan risiko anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di masa depan.

Simak mitos seputar gizi anak yang salah kaprah di halaman berikut.

7 Mitos Seputar Gizi Anak yang Salah Kaprah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER