Mengatasi Penyakit Gondok Tanpa Operasi dengan RFA

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Jan 2022 11:16 WIB
Dokter memaparkan bahwa untuk mengatasi penyakit gondok bisa tanpa operasi melainkan dengan RFA. Apa itu RFA?
Dokter memaparkan bahwa untuk mengatasi penyakit gondok bisa tanpa operasi melainkan dengan RFA. Apa itu RFA? (iStockphoto/Staras)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pernah menemukan orang dengan kondisi leher membesar atau terdapat benjolan cukup besar? Kondisi seperti ini patut dicurigai sebagai penyakit gondok. Dalam dunia medis, penyakit gondok disebut penyakit tiroid.

Dokter spesialis penyakit dalam-konsultan diabetes, endokrin, metabolik RS Bethsaida, Tangerang, Rochsismandoko mengatakan tiroid merupakan salah satu kelenjar hormon utama tubuh.

Berbentuk seperti kupu-kupu, kelenjar tiroid merupakan satu-satunya kelenjar hormon yang bisa Anda raba. Kelenjar menghasilkan hormon tiroid dengan segudang fungsi buat tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hormon tiroid berfungsi memacu pembentukan kalori, meningkatkan curah jantung, metabolisme karbohidrat, metabolisme lemak, metabolisme protein, memacu pertumbuhan normal juga memacu perkembangan dan pematangan sistem saraf khususnya di 3 tahun pertama kehidupan," jelas Rochsis dalam temu media bersama RS Bethsaida, Tangerang di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (27/1).

Seseorang dikatakan mengalami penyakit gondok berarti timbul gangguan pada kelenjar tiroid sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon tiroid. Jika dikelompokkan, gangguan tiroid bisa dibagi dalam 3 kelompok yakni:

1. Kelainan ukuran atau bentuk

Terdapat benjolan, gondok, struma atau goiter yang padat, kista (benjolan berisi cairan) atau campuran keduanya.

2. Kelainan jenis

Gangguan kelenjar hormon bisa jinak atau ganas (kanker).

3. Kelainan fungsi atau aktivitas hormon

Ada dua yakni hipertiroid (kelebihan hormon tiroid) dan hipotiroid (kekurangan hormon tiroid).

Sebagian besar kasus penyakit gondok bersifat jinak dan sebenarnya tidak membutuhkan pengobatan khusus. Meski jinak, Rochsis berkata penyakit ini perlu penanganan serius terlebih jika benjolan atau pembesaran kelenjar tiroid sudah menekan jaringan sekitar.

"Ada sesak napas, susah menelan, nyeri tenggorokan atau ada juga pasien yang ingin penanganan karena masalah kosmetik, penampilan, walau ini bukan indikasi," ujarnya.

Dulu penanganan penyakit tiroid dilakukan dengan prosedur operasi untuk mengangkat kelenjar yang bermasalah. Jika Anda perhatikan, kelenjar tiroid seperti ada dua bagian sehingga jika yang bermasalah hanya salah satu maka, bagian kelenjar yang lain bisa dipertahankan.

Bagaimana jika semua bagian kelenjar bermasalah? Semua bagian kelenjar akan diangkat. Pasien pun tidak lagi memiliki kelenjar tiroid sehingga harus mengonsumsi obat hormon untuk menggantikan tugas kelenjar yang diangkat.

Namun kini pasien penyakit tiroid yang jinak tidak perlu takut kelenjar tiroidnya bakal diangkat berkat prosedur Radio Frequency Ablation (RFA).

"Dengan bantuan energi panas, nanti bisa mematikan sel-sel tumor yang jinak. Tiroid akan tetap utuh karena yang diablasi nodulnya saja," katanya.

Berbeda dengan prosedur operasi, pasien tidak perlu dianestesi umum, hanya dibuat serileks mungkin. Kemudian di bawah petunjuk ultrasound, jarum elektroda masuk sampai ke target tumor. Namun jika benjolan berupa kista maka cairan akan dikeluarkan terlebih dahulu, baru dilakukan prosedur.

Selesai prosedur, pasien tidak perlu opname dan mengonsumsi obat-obatan khusus. Rochsis berkata, 3 jam pascaprosedur pun pasien bisa kembali beraktivitas.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER