Kemunculan stretch mark berupa guratan atau garis-garis halus di permukaan kulit kerap mengganggu penampilan. Meski problem kulit ini tidak berbahaya dan menyakitkan, namun stretch mark yang muncul bikin jadi tidak percaya diri.
Dengan mengetahui penyebab stretch mark, diharapkan dapat mencegah kemunculannya selekas mungkin.
Lihat Juga : |
Stretch mark umumnya muncul karena perubahan kulit yang meregang dan menyusut dengan cepat. Merujuk Healthline, paling sering stretch mark muncul selama dan setelah kehamilan atau berat badan yang naik dengan cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perubahan mendadak pada kulit menyebabkan kolagen dan elastin yang menopang kulit menjadi pecah. Ketika kulit sembuh, stretch mark mungkin muncul.
Tampilan stretch mark bisa bervariasi bergantung warna kulit. Namun biasanya, guratan stretch mark memiliki dua warna. Yakni stretch mark merah sedikit keungu-unguan dan stretch mark putih menyerupai kulit dalam buah jeruk.
Stretch mark dapat muncul di bagian tubuh mana pun, khususunya di paha, perut, panggul, pantat, selangkangan, atau payudara. Asalkan dibarengi dengan perawatan yang tepat, seiring waktu stretch mark dapat memudar.
![]() |
Stretch mark dapat dipicu oleh beberapa faktor. Berikut penyebab munculnya stretch mark pada kulit.
Stretch mark sangat umum terjadi pada ibu hamil. Meski tidak semua mengalaminya, namun setidaknya 8 dari 10 wanita hamil mengalami stretch mark, mengutip NHS.
Selama kehamilan, rata-rata bobot tubuh wanita bertambah sekitar 10-15 kilogram bahkan lebih. Pertambahan berat badan meningkat seiring pertumbuhan janin yang berkembang. Kenaikan berat badan yang signifikan pada ibu hamil ini menjadi penyebab munculnya stretch mark di paha, perut, termasuk payudara.
Remaja yang mengalami pertumbuhan fisik secara pesat selama masa pubertas juga rentan mengalami stretch mark. Selama puber, tubuh biasanya mengalami peningkatan berat badan serta tulang dan pinggul melebar. Hal tersebut menyebabkan kulit bisa merenggang dan menimbulkan stretch mark.
![]() |
Stretch mark kerap terjadi pada orang berat badannya naik dan turun dengan drastis, khususnya di bagian lengan, perut, pantat, dan lipatan belakang lutut.
Ketika berat badan naik banyak, cobalah untuk menurunkan berat badan secara perlahan. Berat badan yang turun bertahap diiringi olahraga dapat menurunkan peluang terbentuknya stretch mark.
Hormon kortisol memainkan peran penting dalam mengatur peradangan di dalam tubuh. Namun jika kadar kortisol terlalu banyak, kulit dapat kehilangan elastisitasnya.
Kulit yang kurang elastis akan lebih rentan mengalami stretch mark, sehingga orang dengan kadar kortisol tinggi di tubuhnya terkadang mengalami stretch mark.
Peningkatan produksi kadar kortisol ini biasanya dipengaruhi oleh stres atau aktivitas fisik yang berat. Ketika tubuh mengalami stres, produksi hormon kortisol akan meningkat.
![]() |
Orang yang mengalami obesitas juga rentan timbul stretch mark pada kulitnya. Sebab, penambahan berat badan secara ekstrem dapat mengakibatkan lapisan tengah kulit atau dermis robek dan membentuk stretch mark.
Penggunaan krim dan lotion dengan kandungan kortikosteroid dalam waktu lama dapat menurunkan kadar kolagen di kulit.
Padahal kolagen berperan dalam memperkuat dan menopang kulit. Ketika kadar kolagen berkurang, maka dapat meningkatkan risiko stretch mark.
![]() |
Mengidap penyakit tertentu juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya stretch mark, seperti sindrom Marfan dan sindrom Cushing, mengutip MedicalNewsToday.
Sindrom Marfan dapat menyebabkan turunnya elastisitas pada jaringan kulit, sedangkan sindrom Cushing dapat menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon yang menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat dan kerapuhan kulit.
Demikian penyebab stretch mark yang perlu diketahui. Untuk mencegah kemunculannya, Anda dapat mengontrol berat badan, perbanyak minum air putih, makan makanan yang kaya vitamin C, D, E, dan zinc.
(fef)