Bertato dan Pakai Baju Desainer Dilarang Makan di Restoran di Sydney

CNN Indonesia
Senin, 21 Feb 2022 14:22 WIB
Sebuah restoran di Sydney, Australia melarang pelanggannya memakai baju desainer, perhiasan berlebihan, dan punya tato. (Mbragion/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jika biasanya restoran fancy atau kelas atas melarang tamu berpakaian 'biasa' dan bercelana pendek untuk masuk ke restorannya, kini tidak lagi.

Sebuah restoran kelas atas di Sydney, Australia menerapkan kebijakan aturan berpakaian yang ketat. Restoran tersebut melarang orang dengan tato, perhiasan "berat", dan pakaian desainer untuk masuk ke restorannya.

Mengutip Daily Telegraph, jika Anda punya tato yang terlihat, memakai banyak perhiasan, dan gear pakai baju desainer, maka ucapkan selamat tinggal untuk upaya makan di restoran bernama Bedouin di Double Bay, Sydney ini.

Tak cuma itu, aturan dress code ketat untuk masuk restoran ini bahkan ditempel di depan pintu masuknya.

Poata Okeroa, rekanan pemilik mengungkapkan awah dress code ini dibuat untuk menghindari orang dengan penampilan yang mengintimidasi.

"Kami menghargai pelanggan dan pemangku kepentingan komunitas kami dan selalu menerapkan aturan yang mencakup kebijakan berpakaian yang tidak membuat penampilan yang mengintimidasi," kata Okeroa.

Tak dimungkiri kebijakan ini membuat banyak kontroversi. Sejak jadi populer, Bedouin bahkan didatangi oleh pemain tennis Nick Kyrgios, Rita Ora, Taika Waititi dan actor Scott Eastwood.

Restoran yang menjual aneka masakan Timur Tengah khususnya Lebanon ini akan berubah jadi klub malam pada Sabtu malam. Sedangkan di hari Minggunya akan menjadi tempat kabaret.

Hanya saja tak semua orang senang dengan aturan tersebut, khususnya soal tato.

"Saya belum pernah mendengar tentang kebijakan ini di Australia. Saya memiliki tato di kepala dan lengan," kata Michael Mcelroy, chef di restoran lain di Sydney kepada 7News.

"Saya suka makan di luar di restoran jadi cepat atau lambat ini akan mulai mempengaruhi pengalaman bersantap saya."

Mcelroy mengatakan bahwa stemannya mengatakan bahwa aturan ini sempat berlaku beberapa tahun lalu.

"Mendengar bahwa kami kembali ke aturan ini sangatlah menyebalkan."

Richard Shield, anggota dewan bahkan berpikir kalau aturan tersebut adalah bagian dari lelucon April Mop.

"Mengenai tato, saya pribadi bukan penggemar - tetapi saya membela hak orang untuk mengekspresikan diri dengan cara itu."

Tetapi tidak semua orang kecewa dengan kebijakan tersebut, dengan sesama anggota dewan Woollahra Mary-Lou Jarvis mengatakan kepada publikasi bahwa terserah pada bisnis untuk memutuskan siapa yang mereka layani dan siapa yang tidak.

"Ini seperti vaksinasi - pemilik bisnis dapat memilih jenis perlindungan yang mereka inginkan," katanya, seraya menambahkan bahwa orang dapat makan di tempat lain jika mereka tidak menyukai aturan berpakaian.

(chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK