Selain Komorbid, Ada 3 Faktor yang Perburuk Kondisi Pasien Covid-19
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kasus kematian pasien Covid-19 didominasi pasien yang belum vaksin, lansia dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Komorbid yang banyak menyumbang angka kematian adalah diabetes.
Berdasar data yang dihimpun hingga Senin (21/2), dari sebanyak 2.484 pasien meninggal, sebanyak 46 persen di antaranya memiliki komorbid. Luhut menyebut rata-rata pasien memiliki komorbid diabetes.
"Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke dalam rumah sakit. Di mana komorbid terbanyak ialah diabetes mellitus," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (21/2).
Menurut American Diabetes Association (ADA), secara umum penderita diabetes menghadapi komplikasi lebih besar ketika berhadapan dengan infeksi virus seperti flu, pneumonia dan kini Covid-19.
Melansir dari Healthline, saat kadar glukosa berfluktuasi atau meningkat secara konsisten, respons kekebalan jadi lebih rendah sehingga berisiko lebih cepat sakit.
Akan tetapi, Ronald Irwanto, dokter spesialis penyakit dalam-konsultan penyakit tropik dan infeksi di RS Pondok Indah Puri Indah dan RS Pondok Indah Bintaro Jaya, mengingatkan bahwa komorbid bukan satu-satunya faktor penyebab keparahan gejala infeksi Covid-19.
"Banyak juga waktu gelombang Delta, banyak pasien usia muda, enggak ada komorbid, harus pakai ventilator [berarti gejala berat] dan meninggal," kata Ronald dalam temu media bersama RSPI Group, Selasa (22/2).
Dia menyebut ada 3 faktor yang turut berkontribusi pada kasus keparahan hingga kematian pasien Covid-19 yakni:
1. Jumlah virus, loading virus yang tinggi akan memperberat gejala. Tentu virus sebanyak 10 ribu copies akan membawa kondisi lebih parah daripada seribu copies virus.
2. Reseptor, reseptor merupakan tempat menempelnya virus di sel tubuh manusia. Saat reseptor tinggi, berarti ada banyak pintu masuk buat virus.
3. Inflamasi, jumlah virus tinggi ditambah reseptor tinggi pula, bisa menimbulkan inflamasi cukup parah. Pasien bisa saja masuk dalam kondisi kritis saat ditambah komorbid.
"Diabetes merupakan salah satu [faktor] yang membawa orang pada kondisi perburukan, di luar itu ada faktor lain," imbuhnya.
(els/chs)