Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan gejala varian BA.2 atau Omicron Siluman dari strain virus corona varian Omicron tidak lebih parah dari aslinya.
Berdasarkan sampel orang dari berbagai negara, "kami tidak melihat perbedaan tingkat keparahan BA.1 dibandingkan dengan BA.2," Maria Van Kerkhove, seorang pejabat senior WHO, dikutip dari AFP.
"Jadi ini tingkat keparahan yang sama terkait dengan risiko rawat inap. Dan ini sangat penting, karena di banyak negara mereka memiliki sirkulasi yang cukup besar, baik BA.1 dan BA.2," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu lalu, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data awal menunjukkan varian BA.2 baru "tampak secara inheren lebih menular daripada BA.1,"
"Namun sirkulasi global semua varian dilaporkan menurun," ungkapnya.
BA.2 yang disebut sebagai "omicron siluman" dapat menembus imun seseorang yang sudah dapat vaksin Covid-19. Namun ahli mengklaim suntikkan booster bisa menghindari gejala serius sekitar 74 persen.
"Mungkin dari sudut pandang manusia, virus yang lebih buruk daripada BA.1 mungkin dapat menular dan menyebabkan penyakit yang lebih buruk," kata Daniel Rhoads, kepala bagian mikrobiologi di Klinik Cleveland, Ohio.
Saat terinfeksi, pasien mengeluhkan enam penyakit yang berhubungan dengan usus yakni mual, diare, muntah, sakit perut, mulas, dan kembung.
Ada pun gejala Omicron sendiri diketahui memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa.
Berikut gejala umum Covid-19 varian Omicron:
- demam
- batuk
- sakit kepala
- pilek
- tenggorokan gatal
- berkeringat di malam hari
- kelelahan
- nyeri otot (myalgia) di banyak bagian tubuh