Meski diliputi situasi mencekam invasi Rusia ke Ukraina, pelaku industri fashion asal Ukraina tetap berusaha menampilkan yang terbaik di ajang Milan Fashion Week.
"Saya menangis sebelum pertunjukan pertama karena itu sulit bagi saya," ujar penata gaya dan direktur kreatif Ukraina, Anna Mazzhyk, seperti dikutip dari AFP.
Dia bercerita, sekitar pukul 7 pagi ia terbangun berkat dering telepon. Dari orang tuanya, Mazzhyk mengetahui "Rusia sedang menyerang Ukraina sekarang." Tak pelak, tangis pecah. Namun pertunjukan harus tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami semua memakai kacamata hitam untuk menutupi mata bengkak kami," katanya.
Senasib dengan Mazzhyk, Dima Ievenko juga harus tetap bisa menunjukkan yang terbaik terlepas dari apa yang terjadi di kampung halamannya. Beberapa malam ia dibuat susah tidur dan gelisah ditambah ponselnya penuh dengan pesan dari keluarga, teman dan karyawannya di Ukraina.
Pendiri label busana Ienki Ienki ini terus mencari cara untuk membantu karyawannya di Kiev, ibu kota Ukraina. Beberapa karyawan, lanjutnya, mencoba melarikan diri ke Polandia.
"Orang tua saya di Kiev, mereka tidak bisa beranjak. Saya punya tim yang terdiri dari 120 orang, semuanya anak muda, laki-laki dan perempuan muda, dan ada bom melayang tepat ke Kiev. Kami tidak pernah mengira apapun seperti ini," kata Ievenko dalam wawancara dengan GQ.
Ievenko kini menjadi satu dari sekian pelaku fashion Ukraina yang mengungsi secara tidak disengaja. Sebenarnya konflik terjadi tidak begitu jauh dari lokasi pertunjukan fashion, tetapi sepertinya gelaran tetap berjalan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Di sini, di Milan ada banyak orang, cuacanya indah, pembatasan Covid-19 tidak terlalu tinggi, dan orang-orang berdandan untuk bergaya di jalanan. Dan kami akan berada di antara mereka dalam realitas yang sama sekali berbeda," ujar Ievenko.
Menurut dia, seharusnya gelaran fashion tidak berjalan bersamaan dengan konflik. Ievenko menilai bantuan nyata jauh lebih penting daripada bahasan soal pantas tidak pantas untuk menggelar pekan mode.
"Anda harus tahu apa yang terjadi, Anda harus melihatnya. Anda harus mempertimbangkannya dan melakukan sesuatu. Itu terjadi begitu dekat, di ujung timur Eropa," imbuhnya.
Hingga kini, tidak ada jalan pulang buat Ievenko juga para pelaku fashion Ukraina. Ia masih terus memantau kondisi. Sementara pertunjukan berlangsung, anggota keluarga dan teman-temannya di Kiev terus berjuang untuk bertahan.
Invasi Rusia ke Ukraina secara tidak langsung membuat orang Ukraina bersatu. Sebelumnya, sempat terjadi polarisasi pada 2014 dan berkaitan dengan revolusi Maidan. Namun kini orang-orang Ukraina semakin solid.
"Dan kini, saat perang dimulai, bahkan orang-orang yang saling benci jadi seperti saudara," katanya.