HARI OBESITAS SEDUNIA

Hati-hati, Anak Gemuk Memang Menggemaskan Tapi Bisa Obesitas

CNN Indonesia
Sabtu, 05 Mar 2022 05:55 WIB
Orangtua selalu gemas dengan anak yang gembil dan montok. Benarkah bayi atau balita yang lebih gemuk berarti lebih sehat?
Foto: iStockphoto/kwanchaichaiudom

Gejala klinis obesitas

Gejala klinis obesitas bisa terlihat mulai dari area kepala, dada hingga kaki.

1. Kepala: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap.
2. Tenggorokan: terdapat hipertrofi tonsil (pembesaran tonsil akibat berbagai macam faktor termasuk peradangan).
3. Leher: leher tampak pendek, terdapat acanthosis nigricans atau kulit menebal dan hitam sebagai tanda resistensi insulin.
4. Dada: dada membusung, payudara membesar pada laki-laki dan napas mengi.
5. Perut: perut buncit, dinding perut berlipat-lipat, hepatomegali (pembesaran hati).
6. Ekstremitas: tungkai berbentuk X atau Y akibat menopang berat badan berlebih, gerakan panggul terbatas.
7. Sistem reproduksi: penis tampak kecil.

Diagnosis obesitas anak

Diagnosis obesitas pada anak, Winra menjelaskan ada dua alur yang ditempuh sesuai usia anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Anak usia 0-5 tahun

Anak usia 0-5 tahun menggunakan grafik berat badan-tinggi badan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2006. Kemudian dilihat skor pada grafik Indeks Massa Tubuh WHO 2006 untuk anak kurang dari 2 tahun, lalu grafik Indeks Massa Tubuh CDC 2000 untuk anak usia 2-5 tahun.

2. Anak usia 5-18 tahun

Untuk kelompok anak usia ini menggunakan grafik berat badan-tinggi badan CDC 2000. Anak disebut obesitas jika grafik menunjukkan berat dan tinggi badan lebih dari 110 persen sesuai grafik Indeks Massa Tubuh CDC 2000.

Tatalaksana anak dengan obesitas

Pada prinsipnya, tata laksana anak dengan obesitas meliputi, pengaturan diet, pengaturan aktivitas fisik, modifikasi perilaku, ada dukungan orang tua, anggota keluarga, teman dan guru juga terapi intensif. Semua ini tidak berbeda dengan obesitas pada orang dewasa.

Akan tetapi Winra menggarisbawahi bahwa tata laksana obesitas pada anak tetap memiliki perbedaan dengan orang dewasa. Ini terletak pada terapi intensifnya. Terdapat 3 kelompok obat yang tidak dianjurkan untuk terapi intensif anak, yakni:

* Obat penekan nafsu makan (sibutramin), tidak dianjurkan pada anak di bawah 16 tahun sebab bisa memicu efek samping berat termasuk stroke.
* Obat penghambat absorbsi zat-zat gizi (orlisitat), tidak dianjurkan pada anak di bawah 12 tahun.
* Kelompok obat untuk mengatasi komordibitas (metformin) untuk anak dan remaja obesitas dengan resistensi insulin. Namun tidak cukup bukti obat berperan dalam tatalaksana obesitas dan overweight tanpa hiperinsulinemia (terlalu banyak insulin dalam tubuh).
"Terapi intensif farmakologi pada anak enggak dilakukan. Anak kan masih dalam masa pertumbuhan," katanya.

(tst/chs)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER