Benarkah Pil Potassium Iodide Cegah Paparan Radiasi Nuklir?
Serangan Rusia ke Ukraina menimbulkan kecemasan akan dampak dari penggunaan senjata nuklir bagi sejumlah warga negara Barat.
Buntut dari hal tersebut, pil potassium iodide atau pil kalium iodida yang diyakini bantu mencegah dampak dari paparan radiasi nuklir pun diborong habis.
Namun, benarkah pil potassium iodide bantu cegah paparan radiasi nuklir?
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan AS (CDC), ada risiko menakutkan dari sejumlah besar yodium radioaktif (atau radioiodin) yang dilepaskan ke atmosfer karena radiasi nuklir dan dapat terhirup ke dalam paru-paru serta mencemari air, tanah, tumbuhan, dan hewan.
Dalam hal ini, potassium iodide atau kalium iodida dipercaya dapat membantu mencegah yodium radioaktif agar tidak diserap oleh kelenjar tiroid, sehingga melindungi kelenjar ini dari cedera radiasi.
Kelenjar tiroid adalah bagian tubuh yang paling sensitif terhadap yodium radioaktif.
Kendati demikian, potassium iodide tidak mencegah yodium radioaktif memasuki tubuh dan tidak dapat membalikkan efek kesehatan yang disebabkan oleh yodium radioaktif setelah tiroid rusak.
CDC menegaskan bahwa potassium iodide hanya melindungi tiroid dari yodium radioaktif bukan bagian tubuh lainnya. Dan jika yodium radioaktif tidak ada, mengonsumsi pil tersebut tidak akan melindungi dan justru dapat membahayakan.
Cara kerja potassium iodide atau kalium iodida
Menurut penjelasan CDC, kelenjar tiroid tidak dapat membedakan antara yodium biasa dan radioiodin serta akan menyerap keduanya. Di sini, potassium iodide akan bertugas menghalangi yodium radioaktif memasuki tiroid.
Ketika seseorang mengonsumsi potassium iodide, yodium stabil dalam obat akan diserap oleh tiroid.
Karena potassium iodide mengandung begitu banyak yodium stabil, kelenjar tiroid menjadi "penuh" dan tidak dapat menyerap yodium lagi-baik stabil atau radioaktif-selama 24 jam berikutnya.
Namun, potassium iodide mungkin tidak memberikan perlindungan 100 persen kepada seseorang terhadap yodium radioaktif. Perlindungan akan meningkat tergantung pada tiga faktor.
- Waktu setelah kontaminasi: Semakin cepat seseorang menggunakan potassium iodide semakin banyak waktu tiroid harus "mengisi" dengan yodium stabil.
- Penyerapan: Jumlah yodium stabil yang sampai ke tiroid tergantung pada seberapa cepat potassium iodide diserap ke dalam darah.
- Dosis yodium radioaktif: Meminimalkan jumlah total yodium radioaktif yang terpapar pada seseorang akan menurunkan jumlah yodium radioaktif berbahaya yang dapat diserap oleh tiroid.
Efek samping potassium iodide atau kalium iodida
CDC mengungkapkan bahwa efek samping potassium iodide mungkin termasuk gangguan lambung atau gastrointestinal, reaksi alergi, ruam, dan radang kelenjar ludah.
Efek samping yang jarang terjadi ini lebih mungkin terjadi jika seseorang:
- Mengambil dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan
- Minum obat selama beberapa hari
- Memiliki penyakit tiroid yang sudah ada sebelumnya.
Seseorang hanya bisa mengonsumi pil ini atas saran petugas kesehatan atau manajemen darurat.
(agn)