Kapan Anak Boleh Gargle?
Penting untuk menerapkan gargle termasuk pada anak sebagai langkah pencegahan terhadap Covid-19. Namun kapan anak boleh gargle?
Sebagian orang sudah melakukan berbagai upaya preventif agar terhindar dari paparan virus SARS-CoV-2 atau virus penyebab Covid-19.
Namun Kementerian Kesehatan mengingatkan, selain pola hidup sehat, vaksinasi dan protokol kesehatan, masyarakat juga perlu menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), termasuk gargle.
"Ada cuci tangan, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayuran, hingga membersihkan hidung dan mulut. Dalam rangka membersihkan saluran pernapasan atas, Kemenkes menganjurkan rutin ber-gargle sebagai bagian dari PHBS," jelas Didik Budijanto, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dalam peluncuran kampanye Waktu Indonesia Gargle bersama Betadine, Selasa (15/3).
Berbeda dengan kumur, gargle merupakan aktivitas membersihkan atau membilas area rongga mulut belakang. Anda akan mengambil posisi kepala menengadah sekitar 45 derajat, lalu mengeluarkan napas lewat mulut tanpa menelan cairan.
Karena bagian dari PHBS, penting untuk menerapkan gargle termasuk pada anak. Hanya saja, orang tua perlu memberikan contoh serta mengajak anak untuk berlatih gargle.
Namun kapan anak boleh gargle?
Dokter spesialis THT, Arie Cahyono mengatakan, anak boleh gargle saat usianya sudah di atas 6 tahun.
"Kalau di bawah 6 tahun, kontrol motoriknya belum sempurna [sehingga cairan gargle bisa berisiko tertelan]," kata Arie dalam kesempatan serupa.
Dia menyarankan agar orang tua mengajak anak berlatih menggunakan air putih atau air matang. Baru saat sudah lancar, anak bisa menggunakan cairan gargle dengan kandungan antiseptik.
Sebaiknya, lanjut dia, orang tua juga memperhatikan bahan cairan gargle buat anak. Hindari cairan gargle berbahan alkohol yang berpotensi mengiritasi.
(els/agn)