Mi instan termasuk makanan praktis yang cukup banyak digemari berbagai kalangan. Selain rasanya membuat ketagihan, dari segi harga juga sangat terjangkau.
Akan tetapi, bahaya makan mi instan terutama jika dikonsumsi terlalu banyak dan sering dikaitkan terhadap beberapa masalah kesehatan.
Lihat Juga : |
Dilansir dari Healthline, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai mi instan serta kandungan nutrisi yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mi instan dalam kemasan adalah olahan mi yang terbuat dari tepung terigu, berbagai minyak nabati serta perasa tambahan.
Sebelum dipasarkan dengan tekstur kering, mi tersebut sudah lebih dulu matang kemudian dikeringkan atau digoreng untuk mempersingkat waktu memasak bagi konsumen.
Untuk menambah cita rasa pada mi, setiap per kemasan dilengkapi bumbu tambahan yang biasanya tinggi kandungan sodium.
![]() |
Meski setiap produk mi instan memiliki informasi gizi yang bervariasi, rata-rata di dalamnya mengandung nutrisi seperti berikut:
Mi instan dari tepung terigu ini biasanya telah diperkaya bahan sintetis sebagai nutrisi tambahan zat besi dan vitamin B, supaya mie tersebut lebih bergizi.
Namun, mi instan tetap tidak mempunyai banyak nutrisi penting yang bermanfaat bagi tubuh. Misalnya protein, serat, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, kalsium, magnesium dan kalium.
![]() |
Dikarenakan mi instan ini bukan makanan pokok, sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan bahkan setiap hari karena berisiko terhadap masalah berikut:
Hasil penelitian di Korea menemukan, bahwa orang-orang yang keseringan makan mi instan memiliki asupan nutrisi lebih rendah dibandingkan yang tidak mengonsumsi makanan ini.
Selain meningkatkan risiko malnutrisi, bahaya makan mi instan terlalu sering juga dapat mempengaruhi perilaku makan Anda jadi gemar mengonsumsi makanan kurang sehat.
Perasa tambahan pada mi instan memiliki kadar natrium cukup tinggi dan kandungan garam itu bisa berdampak buruk pada fungsi ginjal.
Apabila jumlah natrium tersebut terus bertambah, yang terjadi adalah penumpukan natrium dalam tubuh dan meningkatkan stroke hingga kanker perut.
Perlu diketahui bahwa mi instan merupakan makanan yang sulit dicerna sehingga membuat sistem pencernaan harus bekerja ekstra untuk menghancurkannya.
Oleh karenanya, jika mi instan dikonsumsi rutin dalam seminggu, efeknya bisa menimbulkan gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, atau kembung.
![]() |
Dalam setiap kemasan mi instan rata-rata mengandung MSG (monosodium glutamat), natrium, dan kalori tinggi.
Kandungan MSG dan natrium tersebut memicu tekanan darah tinggi atau hipertensi hingga masalah gagal jantung.
Ketika tubuh Anda dibiasakan menerima makanan instan, biasanya mereka jadi lebih sedikit mengonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan ikan.
Akibat dari kebiasaan tersebut, muncul risiko sindrom metabolik dengan gejala penumpukan lemak perut, hipertensi, gula darah tinggi, hingga kadar lipid darah yang tidak normal.
Meski bahaya makan mi instan memang ada, Anda tetap masih bisa mengonsumsinya. Asalkan dalam porsi wajar dan tidak sering.
Selain itu, mi instan bukan pengganti makanan pokok dan sebaiknya dimakan dengan menu pendamping lain yang kaya nutrisi seperti sayuran hijau atau protein.
(avd/fef)