Foto-foto pribadi dari pahlawan kemerdekaan Indonesia, buku harian, lukisan, surat pribadi, sampai surat penunjukkan mereka menjadi anggota pasukan RI untuk melawan Belanda.
Salah satu yang menarik perhatian adalah area di tempat di mana penjelasan soal periode bersiap ini muncul.
Dalam penjelasan bahasa Belanda dan Inggris, periode bersiap dituliskan dalam bagian violence.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"The arrival of British and some Dutch troops at the end of September 1945 adds fuel to the fire of the revolution and violence erupts in parts of the country from October 1945.
The goverment of the Republic of Indonesia is unable to control armed revolutionary groups, Indonesian militant groups attack (indo-European, Chinese and Moluccan civilians. The Dutch call this violence - which was to last early 1946- 'bersiap'"
Anna Sophia Uhlenbusch is one of the many civilian victims in the first months of the revolution."
Kontroversi ini terjadi berawal dari tulisan kurator pameran Bonnie Triyana soal pernyataannya terhadap istilah 'Bersiap' dalam sejarah kelam periode 1945-1947. Bonnie berpendapat istilah tersebut harus dihilangkan. Sebab, baginya narasi 'Periode Bersiap' selalu menampilkan wajah orang Indonesia yang primitif, biadab, serta tersulut kebencian ras.
"Padahal akar persoalannya adalah ketidakadilan yang diciptakan kolonialisme, yang membentuk struktur masyarakat yang hierarkis secara rasial guna menyelubungi eksploitasi terhadap koloninya," tulis Bonnie dalam sebuah artikel opini di situs NRC, 10 Januari 2022.
Atas pernyataannya tersebut, sejumlah pihak, terutama Federasi Indo-Belanda (FIN) melaporkan Bonnie ke kepolisian Belanda.
FIN menilai apa yang dilakukan Bonnie dan aksinya dalam pameran Rijksmuseum adalah sebuah pemalsuan sejarah.
"Menolak istilah Bersiap sama saja seperti menolak fakta Holocaust (pembantaian umat Yahudi Eropa oleh tentara Nazi Jerman saat Perang Dunia II), menolak kejahatan terhadap kemanusiaan, menolak kejahatan perang yang dalam beberapa kondisi di Belanda bisa dihukum," kata juru bicara Federasi Indo-Belanda (Federatie Indische Nederlanders/FIN), Michael Lentze, kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (19/1).
"Dan kami meyakini dalam kasus ini, Bapak Triyana telah melanggar hukum," paparnya.
Kasus ini sempat jadi kontroversi, ada yang membela dan ada yang menentang.
Cucu pejuang revolusi asal Sulawesi Selatan Andi Abubakar Lambogo, Ricky Lambogo mengecam narasi di sekitar pameran Rijksmuseumyang dinilai mendiskreditkan bangsa Indonesia karena tema 'bersiap.'
"Sangat tidak masuk akal fakta-fakta mengenai sejarah yang terbangun di Belanda," ujar Ricky Lambogo kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/1).
![]() revolusi- rijkmuseum |
Ricky merupakan cucu dari Pejuang asal RI asal Sulsel, Andi Abubakar Lambogo yang memimpin Komando Batalion I Massenrempulu yang menjadi bagian dari Tentara Republik Indonesia persiapan Sulawesi (TRIPS).
Selain itu beberapa poster penambah semangat yang pernah dibuat di zaman kemerdekaan juga turut dipamerkan. Selain itu, di akhir pameran, terdapat video yang menampilkan putra-putri pahlawan yang berkisah soal perjuangan ayah mereka di medan perang.
Pameran ini mengundang banyak perhatian dari masyarakat. Bukan hanya orang Indonesia tapi juga warga Belanda yang membaca satu per satu penjelasan dan kisah kemerdekaan Indonesia.
![]() revolusi- rijkmuseum |