Studi terbaru menunjukkan risiko penularan virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 dari ibu ke bayi yang baru lahir hanya 1,8 persen. Namun, mereka lebih mungkin untuk dites positif ketika ibu tersebut memiliki tingkat Covid-19 yang parah atau terinfeksi setelah melahirkan.
Tim peneliti dari University of Birmingham, Inggris menemukan bahwa persalinan dan menyusui tidak meningkatkan kemungkinan bayi dites positif SARS-CoV-2 ketika ibu positif covid-19. Penelitian ini dimuat dalam jurnal BMJ.
Studi tersebut mengambil sampel penelitian dari 14.518 bayi yang lahir dari ibu terinfeksi COVID-19 dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditemukan bahwa angka infeksi lebih rendah pada bayi yang dites positif 24 jam setelah melahirkan, yakni 0,9 persen. Selanjutnya, di wilayah dunia yang makmur seperti Amerika Serikat, penularan SARS-CoV-2 pada bayi hanya 0,1 persen.
"Studi kami adalah studi pertama yang menggunakan metode ketat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menunjukkan bahwa ada kemungkinan virus dapat menyebar dari ibu ke bayi saat dalam kandungan, saat melahirkan, ataupun setelah melahirkan," ujar Shakila Thangaratinam, seorang profesor di Universitas Birmingham sekaligus pemimpin tim penelitian dikutip dari Science Daily.
Para peneliti meyakinkan para ibu bahwa risiko penularan virus melalui persalinan pervaginam, kontak kulit-ke-kulit dan menyusui dapat tergolong rendah.
"Orang tua dan profesional kesehatan dapat diyakinkan bahwa hanya sebagian kecil bayi yang lahir dari ibu dengan tes positif SARS-CoV-2. Ini membuktikan bahwa risiko infeksi pada bayi seperti itu jarang terjadi," kata Thangaratinam.
Namun, tim juga mengingatkan masih ada risiko penularan meskipun kecil. Sehingga tenaga perawatan kesehatan dan pembuat kebijakan perlu menyadari beban yang diharapkan dari kepositifan SARS-CoV-2 pada bayi.
Oleh karena itu, risiko infeksi selama kehamilan sampai dengan persalinan menyoroti perlunya tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko penularan virus pada periode pascakelahiran.
"Infeksi setelah kelahiran pada bayi dapat muncul dari berbagai eksposur. Ini termasuk sekresi pernapasan, kontak dengan pengasuh yang terinfeksi atau
penyedia layanan kesehatan, permukaan yang terkontaminasi, atau, mungkin, tetapi sampai saat ini belum dikonfirmasi, ASI," ungkap hasil riset tersebut.
Tim merekomendasikan bayi yang lahir dari ibu dengan covid-19 yang parah sebaiknya dites setelah lahir dan dipantau secara ketat. Vaksinasi selama kehamilan juga penting lebih didorong untuk mencegah infeksi dan penyakit parah pada ibu.
(tdh/chs)