Alasan Selalu Ada Tabur Bunga saat Ziarah Kubur

CNN Indonesia
Minggu, 27 Mar 2022 13:57 WIB
Tabur bunga menjadi salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan saat ziarah kubur. Mengapa demikian?
Ilustrasi. Tabur bunga menjadi salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan saat ziarah kubur. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mendoakan mereka yang sudah tiada memang jadi hal utama saat ziarah kubur. Namun, sering kali aktivitas doa tersebut dibarengi dengan kebiasaan tabur bunga.

Bunga yang ditabur ke pusara orang yang telah meninggal menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan banyak orang saat berziarah. Tak hanya bunga, ada pula yang menyiramkan air dan kemenyan.

Budayawan Irfan Afifi mengatakan, tabur bunga saat ziarah kubur sudah dilakukan sejak lama. Penggunaan bunga saat ziarah kubur mengandung alasan sederhana, yakni aromanya yang wangi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa bunga? Karena wangi, modusnya untuk wewangian," ujar Irfan, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (24/3).

Bagi orang Jawa lama, bunga menjadi sumber wewangian yang mudah ditemukan. Bunga dan aroma wangi tersebut membuat suasana lebih sakral.

Wewangian ini tidak hanya dari bunga, tetapi juga dupa dan kemenyan. Namun, keberadaan dupa dan kemenyan kerap dikaitkan dengan hal-hal berbau musyrik. Padahal, lanjut Irfan, wewangian seperti ini lebih sebagai bentuk kompromi dengan makhluk-makhluk astral.

Untuk jenis bunganya sendiri, biasanya kenanga, kantil, melati, mawar merah, mawar putih, melati gambir, dan sedap malam kerap jadi pilihan. Bunga-bunga yang kerap dikenal dengan istilah 'bunga tujuh rupa' ini memiliki aroma yang wangi.

Peziarah membaca Yasin di pemakaman umum di TPU Karet Bivak, Jakarta, Minggu, 5 April 2015. CNN Indonesia/Safir MakkiIlustrasi. Tabur bunga menjadi salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan saat ziarah kubur. (Safir Makki)

"Tujuh itu angka sakral. Tujuh atau dalam bahasa Jawa 'pitu' memiliki jarwo dhosok [utak-atik kata dalam bahasa Jawa] seperti pitulungan, itu pertolongan. Pituduh itu petunjuk. Orang menyimbolkan kehendak dan niat ke dalam sebuah jumlah. Misal kalau saya meminta sesuatu, saya mandi dengan air kembang tujuh rupa. Simbolisasi bunga tujuh rupa tadi semakin menguatkan tekad untuk berdoa pada Tuhan," jelasnya.

Ziarah kubur sendiri dimaknai sebagai momen untuk mengirimkan doa untuk arwah keluarga maupun leluhur, yang biasanya disusul dengan menabur bunga.

Kini, ziarah kubur tak harus dilakukan dengan membawa bunga tujuh rupa. Seiring berjalannya waktu, ziarah kubur jadi lebih sederhana.

"Sederhana saja, bawa kembang, kini kembang pun bisa beli, sudah tersedia. Intinya [ziarah kubur], kan, doa untuk arwah," imbuh Irfan.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER