Persis di sebelah timur Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, berdiri ratusan benteng kuno peninggalan Belanda, yakni Benteng Pendem. Ada mitos dan cerita dari mulut ke mulut bahwa ada jalan tembus dari benteng kuno ke Pulau Nusakambangan.
Benarkah di dalamnya ada terowongan yang menembus sampai ke benteng lain di Pulau Nusakambangan?
Dari cerita yang berkembang, tak perlu menyeberang menggunakan sampan untuk sampai di sana. Cukup masuk ke gua itu dan menyusuri terowongan di bawah laut. Terowongan itu dipercaya membantu aksi-aksi Belanda dalam menghadapi musuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() CATATAN PERJALANAN Jalur Mudik Pansela: Surga Wisata Anti Bosan nan Menantang |
Aris, petugas petugas di Benteng Pendem mengamini mitos dan cerita yang beredar tersebut. Namun ia menegaskan, hal tersebut belum terbukti.
Aris sudah puluhan tahun bekerja di tempat bersejarah ini. Ia juga berkali-kali masuk ke setiap bangunan di Benteng Pendem namun tak pernah menemukan jalan tembus dari Cilacap ke Nusakambangan.
Selain itu, berdasarkan peta Benteng Pendem yang dibuat Belanda, memang ada beberapa terowongan. Panjang terowongan itu beragam, ada yang 100 meter dan 200 meter.
Ada pula yang memang belum diketahui panjangnya, lantaran gua tersebut sudah dipenuhi oleh tumpukan bangunan yang roboh.
Ia juga bercerita, benteng dan gua yang ada di Nusakambangan memang bagian dari markas pertahanan Belanda. Namun bukan berarti ada terowongan yang bisa menembus lautan. Apa lagi menghubungkan antarpulau.
"Masyarakat tahunya terowongan tembus ke Nusakambangan. Kalau kita lihat petanya, saya pernah lihat petanya yang dikirim dari Belanda itu, ya tidak sampai ke sana. Memang ada terowongan," kata Aris, Selasa (29/3).
"Enggak ada (terowongan tembus ke Nusakambangan). Perlu diedukasi ke masyarakat," ujarnya kembali menegaskan.
Lihat Juga :![]() MUDIK LEWAT PANSELA Tujuh Titik Rawan Jalur Mudik Pansela |
Untuk ke Nusakambangan, pengunjung bisa menyeberang dari Pantai Teluk Penyu. Penyeberangan memakan waktu sekitar 10-15 menit menggunakan sampan.
Sesampainya di sana, hanya berjalan beberapa menit akan ada bangunan benteng yang mirip dengan Benteng Pendem. Tak jauh dari situ, memang ada pula terowongan.
Setelah Belanda pergi dari Indonesia, Benteng Pendem ini kemudian jatuh ke tangan Jepang pada 1942. Namun benteng ini kembali terbengkalai setelah Jepang yang kalah Perang Dunia II juga hengkang dari Indonesia.
Jepang kalah perang dari Sekutu pada 1945. Benteng Pendem Cilacap pun kembali ke tangan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) sampai dengan tahun 1950.
Aris menyebut, pada 1950-an, Benteng Pendem tak dikuasai siapa pun. Hingga akhirnya pada akhirnya 1952, Benteng Pendem dijadikan markas Tentara Nasional Indonesia antara lain Pasukan Banteng Loreng.
Benteng Pendem kini dibuka untuk umum sebagai tempat wisata.
Arsitektur bangunannya tidak banyak berubah, masih kentara khas Belanda dan Jepang. Aris menjelaskan, bangunan peninggalan Belanda asli kebanyakan konstruksinya menggunakan batu bata, sementara Jepang menggunakan beton.
"Penempatan batu batanya pun rapi. Meskipun dulu, penempatannya seperti diukur presisi. Bangunan miring pun enggak sembarangan," kata Aris.
Aris menyebut ada sekitar 102 benteng dan bangunan di Benteng Pendem. Ia mengatakan masih ada benteng lain yang belum ditemukan.
Pasalnya, 102 benteng itu tadinya terkubur oleh tanah dan rerumputan hingga menyerupai bukit. Dalam bahasa Jawa, istilahnya 'pendem'. Oleh sebab itu juga, kata Aris, kawasan ini dinamakan Benteng Pendem.
Aris mengatakan tanah yang berhasil digali dan dicek baru 60 persen dari total luas lahan 10,5 hektare. Artinya, kemungkinan masih ada lagi benteng yang belum ditemukan karena tertimbun tanah.
Lihat Juga :![]() MUDIK LEWAT PANSELA Seribu Pantai, Mata Lembu dan Riang Hati Susuri Jalur Mudik Pansela |
Apalagi, sebagian luas kawasan bekas markas pertahanan Belanda itu kini dipakai oleh penampungan minyak Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap Area 70. Sulit untuk memastikan apakah ada benteng di bawahnya atau tidak.
"Iya, bisa jadi ada benteng di bawahnya tapi kan sudah ada bangunan," kata dia.
Benteng-benteng itu masih terpendam di bawah tanah. Ada di atas warung atau bahkan di atas jalanan yang diinjak wisatawan selama berkeliling di area wisata tersebut.
(yla/pmg)