Sejumlah influencer dan sosialita Rusia menghancurkan koleksi tas bermerek keluaran rumah mode Prancis, Chanel milik mereka.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap rumah mode mewah yang melarang penjualan ke orang Rusia setelah perang di Ukraina pecah pada 24 Februari hingga saat ini.
Sebagaimana ditayangkan dalam video CNN, beberapa wanita Rusia ini membagikan video saat mereka menghancurkan barang-barang mewah, termasuk menggunting tas mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bye-bye," kata model Rusia Victoria Bonya dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya setelah mengatakan bahwa "Chanel House tidak menghormati kliennya."
Dalam video itu, dia menatap ke kamera sambil melambaikan gunting dan memotong dompet berlapis hitam klasiknya menjadi dua.
"Belum pernah melihat merek apa pun yang bertindak begitu tidak sopan terhadap klien mereka seperti @chanelofficial," kata model berambut pirang itu dalam keterangan videonya.
Sejumlah kaum jetset di Rusia meluapkan kemarahan mereka terhadap Chanel yang melarang penjualan produknya terhadap orang Rusia di seluruh dunia.
Sebelumnya, Chanel juga telah menutup gerai-gerai miliknya di Rusia sebagai protes atas invasi Rusia ke Ukraina, bersama dengan banyak merek lain.
Namun para fashionista Rusia tidak menyangka bahwa mereka juga terkena imbas dilarang berbelanja di negara lain.
Sebagaimana dilansir New York Post, desainer interior dan influencer Rusia, Liza Litvin mengeluh tentang pengalamannya ditolak membeli tas Chanel di sebuah mal yang ada di Dubai.
Litvin menjelaskan, "Mereka meminta rincian identitas saya dan saya memberikan nomor telepon Rusia saya. Selanjutnya, manajer mengatakan bahwa mulai hari ini mereka menjual ke orang Rusia hanya jika mereka menandatangani perjanjian untuk tidak memakai barang-barang mereka di Rusia."
Untuk memprotes tindakan yang disebut "Russophobia," beberapa influencer juga menghancurkan produk mereka di depan jutaan orang di media sosial.
Pembawa acara dan aktor TV Rusia Marina Ermoshkina bahkwan menggunakan gunting kebun untuk memotong tas tangan abu-abu tua untuk mendukung gerakan protes itu..
"Tidak ada satu tas pun, tidak ada satu pun yang sepadan dengan cintaku untuk tanah airku," jelasnya dalam keterangan Instagram-nya. "Itu tidak sepadan dengan rasa hormat saya untuk diri saya sendiri. Saya menentang Russophobia, saya menentang merek yang mendukung Russophobia."
DJ Rusia Katya Guseva mengikuti jejak Ermoshkina yang menggunakan gunting untuk menghancurkan tas rantai hitamnya dan memposting video untuk menjelaskan protesnya.
"Saya selalu bermimpi bahwa tas Chanel akan muncul di lemari saya, dan itu terjadi tahun lalu," tulisnya dalam keterangannya.
"Tetapi setelah saya mengetahui tentang kebijakan merek tersebut terhadap orang Rusia, saya memutuskan untuk menghapus tas-tas ini dari kehidupan sehari-hari saya sampai situasinya berubah," kata dia.
"Saya menentang Russophobia, saya menentang merek yang mendukung Russophobia dan diskriminasi terhadap perempuan berdasarkan kebangsaan. Kami gadis-gadis Rusia tetap cantik entah kami memiliki tas Chanel atau tidak, "lanjutnya.
(tst/agn)