Selama dua tahun, kamera memotret ratusan burung, reptil, dan mamalia yang masuk dan mencari makan di sekitar liang bibly.
"Studi ini benar-benar menyoroti fakta bahwa jika Anda kehilangan habitat mikro yang disediakan bilby, spesies lain dalam ekosistem menjadi lebih rentan terhadap predator, suhu ekstrem, dan kekuatan lain," ujar Brendan Wintle, profesor ekologi konservasi Universitas Melbourne.
Pada 2019, pemerintah Australia merilis versi awal dari rencana pemulihan bilby. Rencana tersebut berisi peningkatan kontrol negara terhadap spesies invasif, memulihkan habitat bilby, dan mempromosikan pengelolaan spesies melalui kemitraan dengan komunitas Aborigin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, masyarakat juga diharapkan terus menjadikan bilby sebagai kelinci Paskah. Kampanye Paskah disebut sebagai prakarsa yang fantastis untuk membantu meningkatkan kesadaran seputar penderitaan bilby.
Kelinci Paskah berasal dari tradisi pagan yang merayakan Dewi Eostre atau Austro yang dikenal sebagai dewi musim semi atau dewi kesuburan yang biasanya ditampilkan memegang telur dan kelinci.
Di samping itu, kelinci dikenal sebagai simbol kesuburan dan permulaan kehidupan baru karena dikenal mampu berkembang biak dengan cepat dan banyak.
Menurut laporan History, tradisi kelinci Paskah pertama kali hadir di Amerika Serikat pada 1700-an oleh imigran Jerman yang menetap di Pennsylvania. Mereka membawa tradisi tentang kelinci bertelur yang disebut 'Osterhase' atau 'Oschter Haws'.
Sejak itu, kelinci pun menjadi simbol Paskah yang dikenal di seluruh dunia.
(fby/asr)