Penelitian membuktikan bahwa sarapan punya banyak manfaat, termasuk membantu tumbuh kembang, meningkatkan konsentrasi dan lainnya.
Namun nyatanya masih banyak orang yang enggan sarapan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan, berdasar data Riskesdas Kemenkes RI, sekitar 41 persen anak usia sekolah dan remaja di Indonesia tak pernah sarapan.
"Tentang kesehatan dan gizi, jadi tidak pernah sarapan anak-anak kita anak usia sekolah dan remaja itu 41 persen. Anemia 32 persen," kata Muhadjir dalam acara peluncuran Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja di Kuningan, Jakarta, Selasa (19/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma soal sarapan, Muhadjir mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi anak usia sekolah dan remaja di Indonesia saat ini.
Diungkapkannya, anak usia sekolah dan remaja yang memiliki pola makan tak sehat sebesar 58,3 persen.
Ia juga mengatakan remaja di rentang usia 15-24 tahun memiliki gangguan mental emosional dan prevalensi depresi mencapai 6,2 persen. Sementara remaja menderita obesitas berusia 7-12 sebanyak 12 persen.
"Selain itu diketahui 3,2 persen kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia menggunakan NAPZA ini data dari BNN 2019," kata Muhadjir.
Di sisi lain, Muhadjir menyatakan 20 persen remaja usia 13-17 tahun pernah mengalami perundungan. Baginya, kekerasan yang berada di sekolah, rumah dan lingkungan sekitar merupakan salah satu isu yang perlu segera diatasi oleh pemerintah.
"Data juga bahwa 45 persen anak berusia 14-24 tahun mengalami perundungan berbasis siber sepanjang tahun 2020. Ini data dari UNICEF tahun 2020," kata Muhadjir.
Melihat data tersebut, Muhadjir berharap kepada seluruh pimpinan di daerah dan juga kementerian hingga lembaga layanan sosial bisa saling bersinergi mengatasi persoalan tersebut. Ia menilai semua pihak harus merasa ikut bertanggung jawab atas masa depan bangsa Indonesia ini.
"Berkaitan dengan remaja dan usia sekolah ini bisa betul-betul saling bergandeng tangan bekerja dengan penuh concern," kata dia.
(rzr/chs)