7 Kondisi Ibu Hamil yang Perlu Batal Puasa

CNN Indonesia
Selasa, 26 Apr 2022 09:25 WIB
Meneruskan puasa bagi bumil dengan kondisi tertentu, bisa membahayakan diri sendiri dan janin di kandungan. Berikut kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa.
Ilustrasi. Meneruskan puasa bagi bumil dengan kondisi tertentu, bisa membahayakan diri sendiri dan janin di kandungan. Berikut kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa. (iStockphoto/pondsaksit)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa harus dikenali. Sebab, tetap meneruskan puasa bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu, bisa membahayakan kesehatan dirinya sendiri maupun bayi dalam kandungan.

Meski puasa Ramadan wajib dilaksanakan oleh seluruh Muslim, akan tetapi orang dengan kondisi tertentu seperti ibu hamil dibolehkan untuk meninggalkan puasa dan menggantinya di hari lain.

Ibu hamil dalam kondisi sehat dan normal sebenarnya boleh saja menjalankan ibadah puasa. Hanya saja, ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak mampu untuk berpuasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa bisa dilihat dari berbagai tanda atau gejala yang dialami. Jika ibu hamil mengalami gejala berikut, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk puasa agar kehamilannya tidak berisiko.


1. Mual dan muntah berlebih

ilustrasi mualIlustrasi. Kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa jika mengalami mual muntah berlebih (iStockphoto/artursfoto)

Pada trimester pertama, ibu hamil sering mengalami mual dan muntah berlebihan, lebih parah dari morning sickness. Mual dan muntah berlebihan pada ibu hamil dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membahayakan diri dan janinnya.

Untuk itu, ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa jika kondisinya sudah sangat lemas dan tidak kuat lagi. Mengingat, periode awal kehamilan merupakan masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.


2. Dehidrasi

Kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa berikutnya adalah dehidrasi. Selama berpuasa, ibu hamil wajib memenuhi kebutuhan minum air putihnya. Air putih tidak hanya dibutuhkan oleh tubuh ibu sendiri, melainkan juga bayi dalam kandungan.

Apabila kebutuhan cairannya tidak tercukupi selama puasa, bumil akan rentan mengalami dehidrasi. Dehidrasi tak hanya memicu gejala seperti kelelahan, lemas, pusing, dan berkunang-kunang.

Menurut American Pregnancy, dehidrasi dapat menyebabkan berkurangnya cairan ketuban, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran, hambatan pertumbuhan janin, atau persalinan dini.


3. Mengalami gangguan pencernaan

ilustrasi buang air kecilIlustrasi. Kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa jika mengalami gangguan pencernaan seperti diare atau maag (iStockphoto/Demkat)

Ibu hamil yang mengalami gangguan pencernaan, misalnya maag ataupun diare hebat, disarankan untuk tidak melanjutkan puasa. Terutama jika maag cukup intens atau frekuensi diare cukup sering.

Ibu hamil yang memaksakan diri untuk puasa ditakutkan akan memperparah sakit maagnya. Sementara diare membuang banyak cairan dari tubuh dan dapat berakibat fatal, terutama pada wanita hamil.

Tidak hanya untuk kesehatan ibu hamil saja, penyakit pencernaan ini jika dibiarkan bisa berbahaya untuk kesehatan janin.

4. Mimisan

Mimisan saat hamil umumnya tidak berbahaya tetapi harus tetap diwaspadai ketika menjalankan puasa. Ibu hamil perlu waspada jika sering mengalami mimisan.

Ibu hamil bisa langsung membatalkan puasa jika perdarahan tidak kunjung berhenti setelah 30 menit dengan volume darah yang banyak dan disertai gejala lain seperti pusing, pucat, sesak.


5. Flek atau pendarahan

Ketika mengalami flek atau perdarahan, ibu hamil sebaiknya tidak melanjutkan puasanya. Sebab perdarahan yang semakin parah parah dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dan kesehatan janin.


6. Kadar hemoglobin rendah

Turun atau rendahnya kadar hemoglobin dalam tubuh manusia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi. Kadar hemoglobin yang rendah menunjukkan risiko terjadinya anemia.

Ibu hamil dengan anemia membutuhkan asupan protein dan zat besi untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal.


7. Ibu hamil dengan penyakit penyerta

healthcare, hospital and medicine concept - doctor and patient measuring blood pressure.Ilustrasi. Kondisi ibu hamil yang perlu batal puasa yakni bumil dengan penyakit penyerta (iStockphoto/MIND_AND_I)

Ibu hamil dengan penyakit penyerta seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, sakit jantung, kelainan paru dan sebagainya, sebaiknya tidak melanjutkan puasa. Apalagi jika disertai dengan gejala lain seperti pusing, gemetar, atau mengalami bengkak di tangan dan kaki.

Sebab, bumil dengan penyakit penyerta diharuskan untuk minum obat secara rutin. Jika terapi obat dihentikan justru akan membahayakan kondisi sang ibu.

(fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER