Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin kanker serviks akan menjadi salah satu vaksin wajib di Indonesia.
Vaksin ini disebut gratis untuk kelompok sasaran vaksinasi nasional.
Vaksin kanker serviks atau vaksin human papillomavirus (HPV) akan mencegah kanker serviks yakni salah satu kanker penyebab kematian perempuan di Indonesia maupun global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan naikkan vaksin wajibnya dari 11 antigen menjadi 14, kita tambah vaksin (human papillomavirus) HPV, PCV sama rotavirus, terutama karena kematian kanker itu paling banyak wanita Indonesia karena kanker serviks sama payudara, serviks ada vaksinnya," kata Budi dalam webinar Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika & Eropa yang diunggah di YouTube, Minggu (18/4).
Menurut Prima Yosephine, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelola Imunisasi Kemenkes, pemberian vaksin HPV akan diberikan secara gratis bersamaan dengan program imunisasi nasional.
Vaksinasi HPV gratis hanya untuk target sasaran program imunisasi nasional yakni anak perempuan usia sekolah dasar.
"Persyaratannya tentu sesuai dengan target sasaran yaitu anak perempuan usia sekolah yaitu kelas 5 SD dan kelas 6 SD. Karena pelaksanaannya masih bertahap, maka tentu sasaran ini yang tinggal di daerah yang sudah menjadi lokasi pelaksanaan vaksinasi HPV," jelas Prima melalui pesan singkat pada CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).
Hal ini berarti untuk wanita dewasa (lepas dari usia kelas 5 dan 6 SD) harus membayar untuk mendapatkan vaksin kanker serviks yang jadi vaksin wajib di Indonesia.
Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan di RS Pondok Indah Puri Indah Ni Komang Yeni Dhana Sari mengungkapkan bahwa harga vaksin kanker serviks cukup mahal.
"Vaksin ini memang mahal ya, untuk satu kali suntik itu kisaran harganya ada di Rp1,3 juta. Tapi ada yang subsidi lebih murah biasanya harganya Rp800 ribu," ucapnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (19/4).
Sebenarnya demonstrasi program vaksinasi HPV sudah dimulai sejak 2016. Hingga 2021, program induksi secara bertahap dilakukan di 20 kabupaten/kota di antaranya di DKI Jakarta (semua kota administrasi), DI Yogyakarta (semua kabupaten/kota), Jawa Tengah (Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar).
Sedangkan di Jawa Timur (Kota Surabaya, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Lamongan), Bali (Kota Denpasar dan Kabupaten Badung), Sulawesi Selatan (Kota Makassar), dan Sulawesi Utara (Kota Manado).
Pada 2022 induksi diperluas bagi anak perempuan kelas 5 SD di 111 kabupaten/kota (Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Utara). Total sasaran lebih dari 800 ribu anak kelas 5 SD dan kelas 6 SD dengan target cakupan 95 persen.
Tahun depan, pemerintah menargetkan program vaksinasi secara nasional dengan sasaran lebih dari 2 juta anak perempuan kelas 5 SD dan kelas 6 SD.
Sementara itu, Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) menyebut vaksin HPV bisa diberikan pada semua perempuan usia 10-55 tahun. Syaratnya, suntikan tidak diberikan saat perempuan sudah terinfeksi atau terkena kanker serviks.
Apabila dikelompokkan, vaksin HPV bisa diberikan pada anak perempuan usia 10-13 tahun (dua kali suntikan) dan di atas 13 tahun atau usia remaja dan dewasa (tiga kali suntikan).
Akan tetapi, Prima berkata remaja dan dewasa tidak masuk sasaran program imunisasi nasional. Ini berarti remaja perempuan dan perempuan dewasa yang ingin mendapat vaksin harus melakukan vaksinasi secara mandiri di fasilitas kesehatan.
(tst/els/chs)