Saling terkaitnya GERD dan kecemasan kerap disebut sebagai 'lingkaran setan'. Betapa tidak, keduanya saling memperparah satu sama lain.
Stres berlebih dan kecemasan yang bisa memicu atau memperparah GERD. Sebaliknya, gejala GERD bisa memicu kecemasan dan sederet serangan panik pada pasien.
Pasien akan terus berputar dalam lingkaran setan tersebut. Misal, saat seseorang stres atau cemas, maka gejala GERD akan muncul. Di saat yang sama, gejala GERD akan menimbulkan kepanikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Gejala] GERD akan menyebabkan timbulnya stres berlebih dan cemas. Jadi, bisa bolak-balik. Stres menyebabkan GERD, begitu juga sebaliknya," ujar Ari.
Jika tak diobati, kait kelindan antara GERD dan kecemasan ibarat jalan yang tak berujung.
"Gejala-gejala GERD seperti sesak napas, nyeri dada, sulit tidur, rasa tercekik, terus terang saja, akan mengganggu kualitas hidup pasien," papar Ari
Sederet gejala itu tak cuma menimbulkan ketidaknyamanan, tapi juga ketakutan akan hal serupa yang mungkin dialami di masa mendatang. Faktanya, tak sedikit pasien GERD yang mengalami penurunan kualitas hidup.
Andri mengatakan, orang dengan GERD juga bisa mengalami gangguan cemas, apalagi jika kondisi asam lambungnya tidak bisa dikontrol dengan baik.
![]() |
"Kita sering menemukan pasien yang mengalami masalah lambung, kemudian didiagnosis oleh dokter penyakit dalam sebagai GERD. Karena proses penyembuhannya lama, dia enggak sembuh-sembuh, dia jadi mengalami gangguan kecemasan," jelas Andri.
Andri sendiri kerap menemukan pasien GERD yang juga mengalami gangguan kecemasan. Hampir sepertiga pasiennya mengalami gejala psikosomatik, yaitu keluhan fisik karena faktor psikologis. Keluhan ini umumnya mirip dengan gejala yang dipicu GERD.
"Umumnya mereka mengalami serangan panik, jantung berdebar-debar, sulit bernapas, dan rasa ingin pingsan," ujar Andri.
Oleh karena itu, Ari mengingatkan penting bagi pasien GERD yang disertai dengan kecemasan untuk mengatasi kondisinya secara holistik.
Tak cukup hanya dengan memperbaiki pola makan dan mengonsumsi obat untuk menekan produksi asam lambung. Pasien juga disarankan untuk mengobati masalah kecemasannya.
"Karena kalau diobati asam lambungnya saja, cemasnya belum, maka cemasnya akan kembali lagi dan menimbulkan asam lambung [lagi]," pungkas Ari.
(fby/asr)