Deteksi Dini dan Cakupan Imunisasi Jadi Kunci Utama Pencegahan Polio

Sanofi | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2022 09:53 WIB
Masyarakat diminta tetap mewaspadai sebaran penyakit polio meski sebelumnya Indonesia telah dipastikan bebas polio sejak 2014. (Foto: CNNIndonesia/YouTube)
Jakarta, CNN Indonesia --

Masyarakat diminta tetap mewaspadai sebaran penyakit polio meski sebelumnya Indonesia telah dipastikan bebas polio sejak 2014. Meski dinyatakan bebas, bukan berarti Indonesia tidak berisiko terhadap penyebaran penyakit mematikan tersebut.

Terlebih, berdasarkan asesmen Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 2020, sebanyak 23 provinsi di Indonesia masuk dalam kategori daerah dengan risiko transmisi polio.

Dokter Spesialis Anak RSUD Dr Soetoko, dr Dominikus Husada menyatakan cara terbaik mencegah ancaman polio adalah dengan pemahaman sejak dini mengenai karakteristik penyakit polio, serta cakupan vaksinasi polio yang tak henti dilakukan pemerintah dan melibatkan keikutsertaan masyarakat.

"Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh. Mungkin dia sekarang nggak pernah terlihat lagi di Indonesia. Kita berhasil dalam tanda kutip untuk sementara ini menaklukkan," ujar Dominikus dalam acara Insiders CNNIndonesia TV, Selasa (26/4).

"Dahulu polio ini menjadi penyakit berbahaya. Terlihat di dalam peninggalan-peninggalan lama, baik teks tertulis di buku-buku maupun di candi-candi. Itu banyak gambar-gambar penderita polio," tambahnya.

Dominikus mengatakan, ada beberapa gejala polio yang bisa dipahami secara sederhana oleh masyarakat. Beberapa jenis gejala atau keluhan atau tanda yang bisa dilihat, kata Dominikus, ada yang bentuknya ringan seperti orang flu batuk pilek panas tidak tinggi. Dalam gejala yang berat, pada umumnya menyerang otak hingga menyerang sistem saraf belakangnya.

"Kondisi ini bisa menyebabkan kelumpuhan. Kelumpuhan bisa terjadi di semua otot di seluruh tubuh," ujarnya.

Dominikus menambahkan, dalam perkembangan medis dunia hingga saat ini, belum ada satu pun yang mendeklarasikan penemuan obat polio. Menurutnya, satu-satunya paling manjur dalam menyingkirkan polio adalah dengan keikutsertaan dalam vaksinasi.

"Vaksinasi ibarat kunci rumah, berperan penting dalam menjaga keselamatan hidup masyarakat," ujar dia.

Sementara itu, Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr Prima Yosephine mengatakan pada 2020-2021 ini pemerintah belum menerima laporan terkait masyarakat terpapar polio. Adapun pada 2019, pemerintah pernah melaporkan bahwa sudah terjadi KLB di Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua.

"Kondisi itu disebabkan adanya mutasi virus polio yang berasal dari daerah dengan cakupan vaksin sangat rendah dalam jangka waktu yang lama," ujar dr Prima.

Berdasarkan kasus tersebut, pemerintah merespons dengan melakukan penanggulangan yang cukup cepat.

"Sehingga dalam dua tahun terakhir ini kita belum menemukan adanya kasus polio di Indonesia," ujar Prima.

Kendati demikian, dr Prima mengatakan masyarakat yang rentan terhadap polio akan tetap ada, sepanjang pemerintah masih belum bisa memberikan vaksinasi polio yang cukup menjangkau semua daerah.

Terkait dengan langkah paling efektif dalam mencegah penyebaran polio, imunisasi adalah hal yang penting dan tak boleh ditinggalkan. Sejauh ini, kata dia, pemerintah memberikan tiga jenis imunisasi polio.

"Layanan vaksin pemerintah melalui vaksin oral dua kali, dikombinasikan dengan imunisasi polio suntikan. Semuanya kita berikan lengkap dengan perkembangan strain virus," ujar Prima menegaskan.

"Masyarakat diminta lengkapi imunisasi rutin demi anak-anak kita. Anak-anak adalah investasi masa depan kita," ujar dr Prima.

(rea)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK