Sejarah Halalbihalal, Tradisi Keluarga yang Diadopsi Lembaga Formal

CNN Indonesia
Selasa, 03 Mei 2022 08:32 WIB
Perayaan Idulfitri tidak lepas dari tradisi halal bihalal. Berikut sejarah halal bihalal.
Perayaan Idulfitri tidak lepas dari tradisi halal bihalal. Berikut sejarah halal bihalal. (iStockphoto/ibnjaafar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perayaan Idulfitri tidak lepas dari tradisi halal bihalal. Rupanya ini salah satu tradisi khas Indonesia yang berawal dari tradisi keluarga lalu jadi tradisi lembaga formal. Berikut sejarah halal bihalal.

Menurut dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (Basasindo) Universitas Airlangga (Unair) Puji Karyanto, halalbihalal merupakan turunan dari silaturahmi.

Halalbihalal sebenarnya ekspresi 'guyub' antarkerabat di momen Lebaran. Ini kemudian diadopsi ke dalam format lebih besar yakni di lembaga atau instansi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi semacam melembagakan yang tadinya sudah ada di masyarakat, antarkerabat, antarkeluarga yang kemudian dilembagakan oleh kawan-kawan yang ada di instansi," kata Puji melalui siaran pers Unair yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (2/5).

Sejak kapan tradisi halal bihalal dilakukan?

Sebenarnya tradisi sudah ada sejak belum dikenal istilah halalbihalal. Namun jika ingin menilik sejarah, Puji merujuk tiga asumsi.

Pertama, ada keyakinan bahwa halalbihalal adalah inisiasi KH Wahab Chasbullah dalam rangka mendamaikan beberapa tokoh politik nasional. Para tokoh dikumpulkan dalam sebuah forum bertepatan dengan momen Lebaran.

Kedua, istilah halalbihalal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Istilah dipopulerkan oleh pedagang martabak di pasar malam Solo, Jawa Tengah.

Ketiga, ada yang menyebut forum di perayaan Lebaran sudah ada tetapi belum ada istilah halalbihalal. Semasa Pangeran Samber Nyowo atau Mangkunegara I (1725-1795), ada kebiasaan mirip open house dan di dalamnya ada kebiasaan seperti layaknya halalbihalal.

Ada pergeseran makna

Puji mengungkapkan momen Lebaran awalnya digunakan untuk momen berkumpul bersama keluarga, kunjungan ke kerabat dan mengenal sanak saudara.

Selain mempererat silaturahmi, ini juga mencegah perkawinan antarkerabat yang masih terlalu dekat.

"Awalnya sebenarnya kan unjung-unjung, itu bukan sekadar saling sapa tetapi juga kalau orang Jawa mengatakan ngambah bature (menyambangi saudara)," ujarnya.

Karena diadopsi oleh instansi atau lembaga, kegiatan ini dimaknai sebagai tempat untuk saling memaafkan. Puji mengakui halal bihalal di lembaga tentu sangat memungkinkan Anda bersalaman atau bermaafan dengan orang yang tidak dikenal.

Kondisi ini jelas berbeda dengan unjung-unjung sebab masih merupakan keluarga.

Dia berkata momen Lebaran memang lebih baik melibatkan keluarga dan kerabat dekat saja. Ini bukan cuma soal salaman atau sungkem Lebaran tetapi juga membangun hubungan baik dengan anggota keluarga lain.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER