Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi Hanifah Oswari mendorong orang tua untuk tidak panik tetapi waspada terkait penyebaran hepatitis misterius pada anak belakangan ini. Dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan, Hanifah menyarankan orang tua untuk mengenal gejala awal hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
"Mengenali gejala awal, gejala di saluran cerna seperti diare, sakit perut. Harus hati-hati, bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Jangan nunggu sampai [kulit dan mata] kuning," kata Hanifah dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/5).
Sementara itu, jubir vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menuturkan gejala saluran cerna lalu kondisi kulit kuning sempat dilaporkan tiga pasien anak yang meninggal diduga akibat hepatitis akut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala berupa mata dan kulit kuning pada pasien terduga hepatitis akut merupakan tanda paling khas dari penyakit kuning atau jaundice.
Apa itu penyakit kuning?
Penyakit kuning merupakan kondisi terkait hati (liver) akibat hiperbilirubinemia atau penumpukan zat bilirubin dalam aliran darah. Seperti dilansir dari Healthline, bilirubin diproduksi selama pemecahan normal sel darah merah. Zat oranye-kuning ini biasanya melewati hati dan dikeluarkan dari tubuh.
Akan tetapi saat kadar bilirubin dalam darah tinggi, berkembang penyakit kuning yang ditandai dengan perubahan warna kulit jadi kuning dan putih mata juga berubah jadi kuning.
Pada bayi baru lahir, penyakit kuning bersifat sementara, sedangkan pada anak dan orang dewasa ini bisa dianggap persoalan serius.
Lihat Juga : |
Dilansir dari First Cry, selain kulit dan mata yang berwarna kuning, gejala penyakit kuning bisa berupa:
1. Demam tinggi
2. Kulit terasa gatal
3. Feses berwarna pucat
4. Urine berwarna gelap
5. Kelelahan
6. Kehilangan berat badan secara drastis
7. Rasa pahit konstan di mulut anak
8. Sakit perut
9. Nyeri sendi
10. Tubuh lemah
11. Kehilangan nafsu makan
Apa saja penyebab penyakit kuning pada anak?
Setidaknya ada lima jenis penyakit hepatitis yang disebabkan oleh lima virus berbeda. Hepatitis A biasanya akibat konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Hepatitis B ditularkan lewat cairan tubuh termasuk ibu hamil dengan hepatitis B bisa menularkan ke bayi saat persalinan. Hepatitis C biasanya ditularkan lewat darah atau jarum suntik.
Kemudian hepatitis D sering berkembang pada orang yang sebelumnya terkena hepatitis B, sedangkan hepatitis E biasanya terisolasi pada wilayah berkembang di dunia.
Hepatitis A dan B bisa dicegah dengan vaksin. Namun tipe hepatitis lain diketahui sebagai hepatitis autoimun.
Virus Epstein-Barr (EBV) sangat umum menginfeksi anak dan orang dewasa. Virus menular lewat saliva atau air liur. EBV bisa mengakibatkan gejala penyakit kuning, demam, pembesaran kelenjar getah bening dan gejala lain.
Batu empedu adalah kristal yang terbentuk pada kantong empedu dan menyumbat saluran empedu. Batu empedu kemungkinan terbentuk karena kadar kolesterol tinggi atau terlalu banyak bilirubin pada empedu.
Kanker pankreas dan liver bisa mengakibatkan penyakit kuning. Namun kasus ini cukup jarang pada anak-anak.
Anemia hemolitik adalah kondisi kekurangan sel darah merah karena sel darah merah hancur lebih cepat daripada pembentukan sel darah merah baru. Anemia hemolitik bisa jadi kondisi yang diturunkan dari orang tua atau bisa disebabkan infeksi dan penyakit autoimun.
Apa penyakit kuning bisa diatasi?
Pada bayi baru lahir, penyakit kuning bisa diatasi dengan fototerapi. Terapi ini akan memberikan paparan sinar biru khusus untuk menurunkan kadar bilirubin.
Kemudian pada anak dan orang dewasa, penanganan penyakit kuning akan menyesuaikan penyebabnya. Penyebabnya hepatitis, misal, perlu dicek jenis hepatitisnya. Hepatitis A biasanya pasien bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan apa pun meski perlu waktu berbulan-bulan. Jika disebabkan hepatitis B dan C, biasanya cukup diberi antivirus.
(els/agt)