Kiswah Ka'bah, Bertuliskan Ayat Suci Alquran dan Dijahit 200 Orang

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 17:14 WIB
Apa sebenarnya kiswah dan mengapa kain ini harus selalu ada untuk menutupi Ka'bah? (AP/Saudi Media Ministry)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ka'bah memiliki kain penutup berwarna hitam bernama Kiswah. Apa itu kiswah ka'bah? 

Setiap tahunnya, kiswah akan dinaikkan setinggi tiga meter bertepatan dengan ibadah haji, hal yang lumrah dilakukan agar kain tersebut tidak rusak saat jemaah haji melaksanakan ibadah tawaf mengelilingi ka'bah.

Kiswah Dibuat 200 Orang

Kiswah adalah potongan kain bersulam emas yang digunakan untuk menutupi Ka'bah, pusat Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi. Kiswah Dalam bahasa Arab berarti 'selubung' yang mengacu pada kain yang menutupi peti mati.

Dilansir dari Islamic Landmark, kain Kiswah terbuat dari sutera berkualitas tinggi yang berasal dari Italia dan menampilkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang ditenun dengan benang emas dan perak. Pembuatannya membutuhkan sekitar 200 orang pekerja dan pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar delapan hingga 10 bulan.

Kenapa kiswah dan Ka'bah saling berkaitan?

Ka'bah adalah pusat dunia Islam, dikunjungi oleh banyak muslim selama ziarah tahunan haji dan dianggap sebagai tempat suci. Karena keutamaan yang dianugerahkan kepada Ka'bah ini, kain Kiswah yang menutupinya juga dianggap sangat penting.

Setiap tahun, bagian bawah kiswah Ka'bah dinaikkan 3 meter untuk persiapan musim haji yang baru dan diganti dengan kain putih. Prosedur ini dilakukan setiap tahun sebelum musim haji untuk melindungi kiswah, karena beberapa peziarah menyentuh dan menarik kain hitam ketika mereka melakukan 'Tawaf' di Ka'bah Suci.

Kemudian pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah, kiswah baru akan dipasang untuk menutupi bangunan suci Ka'bah. Diyakini bahwa keberadaan kiswah ini memuliakan dan menghormati tempat yang dianggap paling suci dalam tradisi Islam itu.

Apa yang terjadi pada kain kiswah lama setelah diganti?

Dahulu, kain kiswah yang baru hanya diletakkan di atas yang lama, tetapi hal ini berubah setelah beberapa waktu.

Menurut tradisi saat ini, setelah kiswah baru menutupi Ka'bah, kiswah lama yang menampilkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dikeluarkan dan dipotong-potong. Setelah itu, potongan-potongan ini diserahkan kepada organisasi dan pejabat Muslim yang berkunjung.

Sejak kapan kiswah digunakan untuk menutupi Ka'bah?

Dilansir dari ArabNews, setelah penaklukan Makkah pada tahun kesembilan Hijriah, Nabi Muhammad SAW menutupi Ka'bah dengan pakaian Yaman saat ia melakukan haji perpisahan. Kain yang digunakan Nabi saat itu bergaris putih-merah.

Kemudian, Abu Bakar Al-Siddiq, Umar ibn Al-Khattab, dan Utsman bin Affan menutupinya dengan kain warna putih hal ini juga berlanjut dan oleh Ibn Al-Zubair menutupinya dengan brokat merah.

Pada zaman Abbasiyah, kain itu dibalut sekali dengan warna putih dan sekali lagi dengan warna merah, sedangkan Sultan Seljuk menutupinya dengan brokat kuning. Khalifah Abbasiyah Al-Nassir mengubah warna Kiswah menjadi hijau dan kemudian menjadi brokat hitam, dan berlaku hingga saat ini.

Alasan mengapa warnanya berubah-ubah sebenarnya bukan hal yang rumit, awalnya putih dianggap sebagai warna yang cocok dan cerah tetapi tidak tahan lama. Seringkali menjadi robek dan kotor ketika para peziarah menyentuhnya dan karena tidak praktis atau tahan lama diganti dengan brokat hitam putih dan shimla, yang digunakan untuk menutupi tenda Arab.

Hitam akhirnya dipilih pada akhir era Abbasiyah karena tahan lama dan tahan disentuh oleh pengunjung, peziarah, dan orang-orang dari berbagai budaya dari seluruh dunia.

Dengan berlanjutnya musim umrah, kiswah diangkat ke tengah Ka'bah untuk menjaganya dan mencegah orang menyentuhnya.

(chs/chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK