Apa Itu Henti Jantung, Kondisi yang Dialami Shinzo Abe Usai Ditembak

CNN Indonesia
Jumat, 08 Jul 2022 12:29 WIB
Mantan PM Jepang Shinzo Abe ditembak di barat kota Nara.  Abe dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami henti jantung (cardiac arrest).
Mantan PM Jepang Shinzo Abe ditembak di barat kota Nara. Abe dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami henti jantung (cardiac arrest).(via REUTERS/KYODO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak pada Jumat (8/7) di barat kota Nara. Dilaporkan Pemadam Kebakaran Kota Nara, Abe dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami henti jantung (cardiac arrest).

Seorang saksi mendengar setidaknya ada dua tembakan dan melihat Abe terjatuh tak sadarkan diri.

"Tembakan pertama terdengar seperti pistol mainan. Dia tidak jatuh dan ada bunyi ledakan besar. Tembakan kedua lebih terlihat, Anda bisa melihat percikan dan asap," kata seorang perempuan muda pada NHK seperti dikutip dari NYPost.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu henti jantung seperti yang dialami Shinzo Abe setelah ditembak?

Seperti dilansir dari National Heart, Lung, and Blood Institute, henti jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah. Darah pun berhenti mengalir ke otak dan organ vital lain.

Henti jantung merupakan kondisi darurat medis. Sebanyak 9 dari 10 orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit sering meninggal dalam hitungan menit.

Namun dalam beberapa kondisi seperti luka tembak seperti yang dialami mantan PM Jepang Shinzo Abe, juga bisa menyebabkan henti jantung. Hal ini dikenal dengan nama traumatic cardiac arrest. 

Traumatic cardiac arrest adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak karena trauma tumpul atau tembus, seperti luka tusuk di daerah dada. Ini adalah keadaan darurat medis yang akan selalu mengakibatkan kematian tanpa perawatan medis lanjutan yang cepat. 

Henti jantung traumatis dapat terjadi pada pasien setelah cedera tumpul atau tembus yang parah pada dada. Setelah peristiwa traumatis, jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. 

Tidak seperti henti jantung medis, ada beberapa penyebab yang berpotensi reversibel yang dapat menyebabkan henti jantung dalam pengaturan trauma.

Ciri-ciri orang yang mengalami henti jantung yakni:

Ciri-ciri henti jantung

- tiba-tiba pingsan atau kehilangan kesadaran.
- tidak bernapas, pernapasan tidak efektif atau napas terengah-engah.
- tidak merespons terhadap teriakan atau gemetar.
- denyut nadi tidak terdeteksi.

Penyebab utama henti jantung adalah fibrilasi ventrikel yang merupakan salah satu jenis aritmia. Henti jantung bisa terjadi dengan beberapa faktor risiko seperti, riwayat serangan jantung, penyakit jantung koroner, penyakit katup jantung, cacat jantung bawaan, dan aritmia yang disebabkan oleh kelainan gen.

Beda henti jantung dan serangan jantung

Henti jantung seperti yang dialami Shinzo Abe setelah tertembak berbeda dengan serangan jantung (heart attack) tetapi keduanya berhubungan.

Serangan jantung muncul saat arteri tersumbat sehingga darah yang membawa oksigen tidak bisa mencapai jantung. Jika sumbatan tidak segera ditangani, arteri hingga jantung bisa mulai rusak.

Sementara itu, henti jantung dipicu malfungsi listrik pada jantung sehingga terjadi detak jantung tak beraturan (aritmia). Fungsi pompa bisa berhenti dan tidak ada pasokan darah ke organ-organ vital.

Dilansir dari laman Heart, keduanya sebenarnya berkaitan. Henti jantung bisa muncul setelah serangan jantung atau selama pemulihannya. Kemudian serangan jantung bisa meningkatkan risiko henti jantung.

Sampai saat berita ini dibuat, kondisi Shinzo Abe masih belum diketahui dan masih dalam perawatan. 

Gif banner Allo BankFoto: Dok. Allo Bank
(els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER