Kementerian Agama telah menetapkan Hari Raya Iduladha atau 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Minggu (10/7). Penetapan dilakukan setelah Kemenag bersama sejumlah organisasi Islam di Tanah Air menggelar sidang isbat pada Rabu (29/4).
Hasil sidang itu menyebutkan bahwa 1 Zulhijah dimulai pada Jumat (1/7). Oleh karena itu, hari raya Iduladha atau 10 Zulhijah jatuh pada Minggu (10/7).
Namun, tanggal perayaan Iduladha ini justru berbeda dengan Arab Saudi. Negara itu mengumumkan bahwa 10 Zulhijah jatuh pada Sabtu (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari pertama Idul Adha akan dimulai pada 9 Juli setelah penampakan hilal yang diamati oleh observatorium Tamir Saudi," bunyi laporan kantor berita SPA mengutip Mahkamah Agung Saudi pada Rabu (29/6).
Jika demikian, mana yang harus diikuti umat Muslim di Indonesia?
Ketua PBNU Kyai Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan, perbedaan penetapan hari raya, baik Iduladha maupun Idulfitri, adalah hal yang biasa.
Seperti diketahui, di Indonesia sendiri, penetapan Iduladha antara pemerintah dan Muhammadiyah pun berbeda. Muhammadiyah menetapkan Iduladha jatuh pada 9 Juli 2022, sama seperti Arab Saudi.
Walau demikian, Gus Fahrur meminta masyarakat mengikuti anjuran yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
"Saya mengimbau masyarakat agar mengikuti keputusan pemerintah saja," kata dia.
Umat Muslim di Indonesia, sebut Gus Fahrur, memiliki kewajiban untuk mendengarkan pemimpinnya, yang dalam hal ini adalah pemerintah.
"Ikuti pemerintah, ini juga agar semua bisa menjadi kompak. Kan, lebih baik," katanya.
(tst/asr)