Puasa Arafah menjadi salah satu ibadah sunah yang dianjurkan dilakukan di bulan Dzulhijah. Puasa ini dilakukan pada 9 Dzulhijah atau Sabtu (9/7).
Namun, bagaimana jika orang yang hendak menjalankan puasa Arafah masih memiliki utang puasa Ramadan? Bolehkah puasa Arafah digabung puasa ganti Ramadan?
Ketua PBNU Kyai Ahmad Fahrur Rozi mengatakan bahwa ada dua pendapat ulama terkait ini. Beberapa orang menyebut bahwa sebaiknya seseorang membayar utang puasa terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan ibadah puasa Arafah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merujuk pada jeda waktu yang cukup lama dari Idulfitri ke musim haji [jadwal puasa arafah]," kata kyai yang akrab disapa Gus Fahrur saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/7).
Walau demikian, umat Muslim juga bisa mengikuti keyakinan yang mengizinkan puasa Arafah dan puasa qadha Ramadan dilakukan bersamaan. Tak ada batasan dalam Islam selama ajaran tersebut memang kita yakini.
"Bisa ikut kepercayaan dengan niat qadha dan tetap mendapatkan pahala sunah di hari Arafah," kata dia.
Mengutip NU Online, puasa Arafah sendiri memiliki keutamaan yang cukup besar. Oleh karenanya, umat Muslim sangat dianjurkan melakukan puasa ini.
Rasulullah SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya,
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura [tanggal 10 Muharam] menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim)
Jadi, bolehkah puasa Arafah digabung puasa ganti Ramadan? Jawabannya adalah boleh saja melakukan puasa qadha Ramadan di hari Arafah. Dengan begitu, Anda tetap mendapatkan keutamaan puasa sunah Arafah.
(tst/asr)