Hari Raya Idul Adha ditandai dengan pemotongan hewan kurban. Namun selain berbagi daging hewan, nyatanya juga menyisakan limbah, bahkan ada ikan mati keracunan jeroan kurban.
Tak dimungkiri, limbah hewan kurban yang tidak ditangani dengan tepat dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit kuku dan mulut (PMK).
Dokter hewan Ratih Novita Praja mengungkapkan untuk tidak membuang limbah jeroan hewan kurban sembarangan, terutama limbah pencucian potongan hewan kurban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Patogen yang terbawa limbah dapat mencemari sungai dan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi hewan yang minum air sungai tersebut," Ratih dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com.
Salah satu akibatnya adalah ikan mati keracunan jeroan kurban.
Untuk menghindari pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penyakit, proses desinfektasi dan pembuangan harus diperhatikan. Sebelum dibuang, perlu dilakukannya sterilisasi terlebih dahulu terhadap limbah rumah tangga yang berhubungan dengan daging terutama plastik.
Dokter hewan Ratih Novita Praja menjelaskan, sesuai dengan kesepakatan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), segala jenis limbah yang berkaitan dengan pemotongan hewan kurban, baik itu darah, daging tak layak konsumsi maupun kotoran visceral harus dimusnahkan dengan cara dikubur.
Hanya saja, cara menguburnya pun tak bisa sembarangan.
"Dilarang mengubur limbah tanpa diberikan desinfektan terlebih dahulu karena bagaimanapun kita harus meminimalisir persebaran virus PMK. Jadi desinfeksi dilakukan
sebelum dan sesudah mengubur," ujarnya.
Berbagai jenis desinfektan dapat digunakan dalam melakukan sterilisasi limbah hewan kurban ini. Beberapa di antaranya seperti Formaldehyde, Kalsium Chloride, kapur, atau KMNO4.
"Untuk penggunaan kapur dapat ditambahkan Nacl untuk diencerkan 10 persen dan diencerkan kembali menjadi 2 persen", ucapnya.
Ratih menambahkan desinfeksi juga harus dilakukan pada kantong plastik bekas menyimpan daging kurban.
"Plastik tidak boleh dibuang sembarangan. Pembuangan plastik dilakukan dengan merendam plastik pada cairan pemutih. Setelah itu baru aman untuk dibuang."
Limbah jeroan hewan kurban juga menyebabkan ribuan ikan di aliran Kali Baru, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mati keracunan. Dugaan tersebut muncul karena beberapa tahun lalu pernah terjadi hal serupa di kali yang sama bertepatan dengan Idul Adha.
(del/chs)