Keosnya pembatalan penerbangan di Amerika dan Eropa membuat banyak traveler panik dan pusing.
Tak dimungkiri maskapai di seluruh dunia telah membatalkan lebih dari 25 ribu penerbangan dari jadwal penerbangan mereka di bulan Agustus, dengan sekitar 60 persen di antaranya adalah penerbangan di Eropa.
Jumlah pembatalan yang begitu tinggi mengikuti kekurangannya staf dan masalah lain yang dihadapi bandara di seluruh dunia. Kekurangan staf telah menyebabkan pembatalan penerbangan dengan pemberitahuan yang terlambat dan penundaan penerbangan dengan durasi yang sangat lama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembatalan penerbangan naik lebih dari 250 persen pada tingkat pra-pandemi. Melansir perusahaan analisis penerbangan Cirium, 940 penerbangan dihentikan pada awal Juni dibandingkan dengan hanya 267 di periode yang sama pada 2019.
Gangguan memuncak pada 5 Juni ketika 116 penerbangan Inggris Raya dibatalkan dalam satu hari.
Lihat Juga : |
Melansir berbagai sumber, jumlah penerbangan terbesar di bulan Agustus telah dibatalkan oleh Turkish Airlines. Terakhir, maskapai tersebut telah membatalkan 4.408 lepas landas di minggu lalu saja.
Diikuti oleh British Airways dengan 3.600 penerbangan yang dibatalkan, easyJet dengan 2.045 penerbangan yang dibatalkan, Lufthansa dengan 1.888 penerbangan yang dibatalkan, dan Wizz Air dengan 1.256 penerbangan yang dibatalkan.
Lufthansa baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan sejumlah 2 ribu penerbangan yang dijadwalkan untuk terbang dari Frankfurt dan Munich musim panas ini. Maskapai mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan kekurangan staf di bandara serta pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Dalam hal pembatalan penerbangan oleh banyak negara, platform intelijen perjalanan, Mabrian, mengungkapkan bahwa Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Prancis, Belanda, Yunani, Austria, Portugal, dan Denmark, telah membatalkan jumlah penerbangan terbanyak dengan penerbangan yang dijadwalkan terbang antara 1 dan 15 Juli.
![]() ilustrasi bandara |
Melansir Newsweek yang mengutip data dari Flightaware, di antara 10 maskapai tersibuk tahun ini, American Airlines memiliki pembatalan terbanyak di angka 17.138 hingga 29 Juni. Itu adalah 3,3 persen dari penerbangannya dan melebihi Delta Air Lines, yang memiliki tingkat pembatalan terendah di antara 10 besar dengan 1,9 persen atau 9.064 dari 489.738 penerbangannya.
Di tahun ini, lebih dari satu dari setiap 20 penerbangan maskapai regional Republic Airways telah dibatalkan sejauh ini. Ini menjadi tingkat tertinggi di antara 10 maskapai yang tersibuk. Maskapai yang terbang atas nama Delta, American dan United Airlines dan telah membatalkan 10.133 dari 179.207 penerbangannya hingga 26 Juni.
Beberapa maskapai penerbangan telah melihat peningkatan pembatalan yang lebih besar daripada yang lain di tahun ini. American Airlines telah membatalkan 56 persen lebih banyak penerbangan sejauh ini pada tahun 2022 dibandingkan dengan akhir tahun 2021, dari 10.984 menjadi 17.138 pembatalan.
Delta mengalami peningkatan terbesar, melonjak hampir empat kali lipat menjadi 9.064 dari 2.314 pembatalan.
1.American Airlines Inc.: 17.138 pembatalan dari 515.801 penerbangan
2. Southwest Airlines Co.: 15.664 pembatalan dari 629.627 penerbangan
3. Republic Airways: 10.133 pembatalan dari 179.207 penerbangan
4. Delta Air Lines, Inc.: 9.064 pembatalan dari 489.738 penerbangan
5. United Air LinesInc.: 8.642 pembatalan dari 372.406 penerbangan
6. SkyWestAirlines: 8.559 pembatalan dari 386.061 penerbangan
7. JetBlue Airways: 7.506 pembatalan dari 168.276 penerbangan
8. Endeavor Air, Inc.: 4.677 pembatalan dari 128.112 penerbangan
9. PSA Airlines: 4.467 pembatalan dari 119.816 penerbangan
10. Spirit Airlines, Inc.: 4.011 pembatalan dari 127.493 penerbangan