Covid-19 Omicron Centaurus sudah masuk ke Indonesia. Namun ada beberapa gejala yang disebabkan oleh subvarian ini.
"Sudah ada tiga kasus [Omicron BA.2.75]. Satu kasus di Bali dan dua kasus di Jakarta," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/7).
Saat ini, subvarian Omicron BA.2.75 telah masuk dalam kategori Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring. Artinya, subvarian ini kini tengah diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya WHO tidak memberikan nama resmi untuk BA.2.75. Namun, beredar BA.2.75 disebut sebagai Centaurus. Dalam mitologi Yunani, Centaurus adalah makhluk berwujud manusia setengah kuda.
Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali membeberkan kondisi satu pasien virus corona (Covid-19) varian BA 2.75 atau centaurus.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra menyebut pasien yang dimaksud tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Menurutnya, gejala ringan yang dialami dampak positif dari vaksinasi.
"Tidak ada yang sampai sakit. Ini kan dampak positif dari vaksinasi, jadi kita bisa saja terinfeksi tapi kita sudah vaksinasi," kata dia di kantor DPRD Bali, Senin (18/7).
Lantas, apa saja gejala Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian centaurus ini?
Sejauh ini, tiga pasien centaurus di Indonesia dilaporkan mengalami gejala ringan. Tak ada gejala sedang atau berat yang dilaporkan.
Juru Bicara Kemenkes Mihammad Syahril mengatakan bahwa gejala yang muncul serupa dengan yang ditemukan pada pasien Omicron BA.4 dan BA.5.
"Sama saja [dengan BA.4 dan BA.5], [gejalanya] masih ringan," ujar Syahril.
Berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan dari omicron centaurus ini:
- Batuk;
- Demam;
- Pilek;
- Nyeri tenggorokan;
- Sakit kepala dan pusing;
- Mual, muntah;
- Sesak napas dalam infeksi yang paling parah.